beritakalteng.com – SAMPIT – Berbagai upaya yang dilakukan Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kotim untuk memberikan pengembangan usaha pangan masyarakat (PUPM) patut diapresiasi. Sebab pengembangan ini adalah salah satu upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas harga, baik di tingkat petani atau produsen serta tingkat konsumen.
Apalagi saat ini sudah ada gabungan kelompok tani (Gapoktan) atau lembaga usaha pangan masyarakat (LUPM) dan toko tani. Keberadaan lembaga ini untuk dapat menjalankan fungsi dalam memotong rantai distribusi yang lebih efesien lagi. Tujuannya untuk mengurangi disparitas harga antara produsen dan konsumen.
Saat ini, permasalahan utama yang terjadi adalah tingginya disparitas harga tersebut. Sehingga mengakibatkan keuntungan yang tidak proporsional antara pelaku usaha. Selain itu, harga yang tinggi di tingkat konsumen tidak menjamin petani dan produsen mendapatkan harga yang layak. Untuk itulah, diperlukan keseimbangan harga yang menguntungkan antara produsen dan konsumen.
Pelaksana Tugas Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kotim Hanif Budi Nugroho melalui Sekretaris Joni Parwoto mengatakan pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan ini termasuk program prioritas untuk mewujudkan salah satu visi kepemimpinan daerah. Yaitu mewujudkan masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur yang dapat mensejahterakan warganya, memiliki lembaga ekonomi yang tertata dan berfungsi dengan baik, perekonomian efesien dan stabil denan produktivitas yang tinggi.
“Ada 5 Gapoktan yang mengikuti program PUPM dan LUPM yang berasal dari Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan Gapoktan melalui PUPM agar bisa mandiri dalam pengelolaan manajemen dengan tertib dan benar,” harapnya.
Joni menambahkan, agar ke depannya Gapoktan ini mampu mengembangkan unit usaha distribusi atau pemasaran dan juga pengelolaan hasil.
“Pengembangan usaha yang dilakukan Gapoktan ini juga sebagai upaya dari pemerintah untuk meningkatkan usaha pembelian dan penjualan gabah dan beras. Sehingga masyarakat, khususnya yang golongan ekonomi kelas bawah dapat mendapatkan kebutuhan pangan, terutama beras berkualitas premium dengan harga yang terjangkau dan murah nantinya,” ungkapnya.
Hal ini dimaksudkan agar tercapai sebuah tingkat gizi yang baik secara umum di masyarakat. Poin pentingnya adalah ketersediaan pasokan pangan dalam rangka pemenuhan kebutuhan seluruh penduduk. Selain itu pula, penguatan di produksi juga sangat penting dilakukan. Jika ketersediaan pasokan memadai dikarenakan penguatan produksi secara otomatis dampaknya akan terasa di masyarakat.
“Kegiatan ini sangat penting, ujung tombak ekonomi salah satunya adalah menguatkan ketersediaan pangan agar dapat terpenuhi semuanya,” pungkasnya. (agg)