Revolusi Industri 4.0, Perguruan Tinggi Dituntut Rekonstruksi Kurikulum

Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA – Kemenristekdikti RI menganjurkan, agar seluruh perguruan tinggi se Indonesia dapat mempersiapkan diri, dan mampu beradaptasi di era Revolusi Industri 4.0 ini, dengan cara merekonstruksi kurikulum pendidikan berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

Berkenaan hal ini, maka Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas Palangka Raya (LP3MP UPR) bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pembelajaran Mahasisa (Belmawa) Kemenristekdikti, menggelar kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penyusunan Kurikulum dan  RPS Berbasis Revolusi Industri 4.0, kegiatann dilaksanakan di aula Rahan Lt 2  Rektorat, Universitas Palangka Raya (UPR), Tahun 2019.

Menurut Ketua LP3MP UPR Dr Ir Berkat MSi mengatakan, kegiatan merupakan kerjasama LP3MP UPR dengan Belmawa-Kemenristekdikti RI. Dengan, menargetkan 120 peserta, yang berasal kalangan akademisi di lingkungan UPR, diantaranya dekan, wakil dekan, ketua dan perangkat program studi, serta seluruh akademisi dan dosen.

“Berdasarkan arahan dari Kemenristekdikti RI, agar kurikulum pendidikan di perguruan tinggi, harus mengacu pada Kerangka Kualififikasi Indonesia (KKNI), terlebih lagi saat ini, kurikulum pendidikan pun harus bisa menyesuaikan dengan pemanfaatan teknologi kekinian, yang serba digital di era Revolusi Industri 4.0 ini,” terangnya.

Kemudian, Ketua Panitia Bimtek Penyusunan Kurikulum dan RPS Berbasis Revolusi Industri 4.0, Drs Janu Pinardi MSi mengatakan, sebagaimana arahan Rektor UPR Dr Andrie Elia Embang SE MSi, kegiatan ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya mendorong UPR menuju akreditasi A, menuju UPR Jaya Raya.

Kepada BeritaKalteng.com, Dirinya menuturkan, adapun tujuan dari kegiatan ini, yakni sebagai upaya merekonstruksi kurikulum di lingkungan UPR, sehingga semuanya memiliki pedoman sama, yang memuat kurikulum inti, kurikulum universitas dan kurikulum program studi, yang seturut dengan KKNI

Sementara itu, dalam sambutannya Rektor UPR Dr Andrie Elia Embang SE MSi, dalam kegiatan ini diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Dr H Suriansyah Murhaini SH MH menyampaikan, di era revolusi industri 4.0 ini, menuntut lulusan perguruan tingginya, terutama lulusan UPR agar memiliki kemampuan yang baik, di bidang teknologi informasi komputer.

Berkaitan dengan itu, Kemenristekdikti RI juga  menekankan, agar setiap perguruan tinggi, tak terkecuali UPR dapat mengimplementasikan kurikulum berbasis KKNI di era revolusi industri 4.0, dalam rangka memenuhi tuntutan itu, maka UPR melalui LP3MP bekerjasama dengan Belmawa-Kemerinstekdikti RI menyelenggarakan kegiatan Bimtek ini.

“Harapannya, kedepan melalui hasil kegiatan ini dapat menjadi dasar penyusunan buku panduan kurikulum yang akan diimplementasikan di lingkungan UPR. Yang isinya, memuat kurikulum inti perguruan tinggi, kurikulum universitas dan kurikulum program studi,” kata Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, saat membuka kegiatan Bimtek ini.

Lanjut Dr H Suriansyah Murhaini SH MH, melalui hasil kegiatan ini harapannya, bisa berkontribusi dalam upaya peningkatan akreditasi. Di era revolusi industri 4.0 ini, mau tidak mau harus menyesuaikan diri akan hal tersebut, terlebih di  8 fakultas di UPR ini. Sehingga, dengan demikian diharapkan adanya pembenahan pada kurikulum hingga sampai program studi, yang ada di lingkungan UPR.

Selain itu, saat dibincangi BeritaKalteng.com, salah satu narasumber yang berasal dari Tim Pengembang KDT Direktorat Pembelajaran Dirjen Belmawa-Kemenristekdikti, Prof Ir Hendrawan Soetanto MRur sc Phd mengatakan, Kemenristekdikti RI menginginkan semua perguruan tinggi di Indonesia, merekonstruksi kurikulum terlebih di era revolusi industri 4.0 ini.

“Semua perguruan tinggi di Indonesia, bisa merespon perkembangan, baik itu ilmu pengetahuan maupun teknologi. Itu semua keniscayaan, karena dengan perkembangan yang sangat cepat ini, maka kurikulum yang saat ini pun, dirasa perlu adanya penyesuaian dan rekonstruksi, yang relevan dengan keadaan sekarang ini,” terangnya.

Ditambahkannya, dengan adanya rekonstruksi kurikulum, maka diharapkan lulusan dari perguruan tinggi yang sudah mengimplementasikan kurikulum berbasis KKNI revolusi industri 4.0, dapat semakin mudah terserap di bursa kerja yang tersedia.

“Saya meyakini, tidak ada perguruan tinggi yang menginginkan lulusannya tidak terserap di lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, maka salah satu syaratnya, adalah dengan melakukan rekonstruksi kurikulum, yang sejalan dengan revolusi industri 4.0 ini,” pungkasnya.(YS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *