BeritaKalteng.com, PALANGKA RAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah (Kalteng), mencatat perkembangan jasa transportasi selama bulan April 2019, khususnya penggunaan transportasi laut dan udara, di Provinsi Kalteng.
Dalam release berita resmi statistik, Kepala BPS Kalteng, Yomin Tofri ketika itu didampingi Kabid Stat Distribusi Bambang Supriono menyampaikan, selama bulan April 2019, frekuensi penerbangan turun 5,98 persen, dibandingkan bulan lalu.
“Frekuensi penerbangan turun 5,98 persen dari 1.740 penerbangan pada bulan Maret 2019, menjadi 1.636 penerbangan pada bulan April 2019. Dengan, jumlah penumpang melalui transportasi udara turun 5,02 persen dari 125.858 orang pada bulan Maret 2019, menjadi 119.534 orang pada bulan April 2019.”
“Arus lalu lintas barang melalui udara juga turun 12,74 persen dari 1.303 ton pada bulan Maret 2019, menjadi 1.137 ton pada bulan April 2019. Penurunan berasal dari volume bongkar barang, yakni sebesar 22,25 persen,” terang Yomin, dalam releasenya, Senin (10/06) siang ini.
Sementara, jumlah penumpang melalui transportasi laut, Yomin menyebutkan, adanya kenaikan 12,48 persen dari 19.270 orang pada bulan Maret 2019, menjadi 21.674 orang pada April 2019.
Sedangkan, arus lalu lintas barang melalui laut turun 6,18 persen dari 1,38 juta ton pada bulan Maret 2019, menjadi 1,30 juta ton pada bulan April 2019. Penurunan berasal dari volume muat barang, yakni 8,91 persen.
Ditambahkannya, aktivitas penumpang terkonsentrasi di pelabuhan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), yakni 61,89 persen. Dan, bongkar barang di pelabuhan Sampit, yakni 52,53 persen.
“Sedangkan melalui jalur udara, terkonsentrasi di Bandara Tjilik Riwut, baik aktivitas penumpang, yakni 52,03 persen, maupun barang ada 53,21 persen,” beber Kepala BPS Kalteng.
Hal ini, mengindikasikan arus lalu lintas kunjungan kapal dan aktivitas penumpang atau barang, mengalami tren meningkat sejak awal tahun 2019 lalu. Namun, sebaliknya melalui jalur udara, berbanding terbalik justru mengindikasikan mengalami penurunan sejak akhir tahun 2018 lalu.
Adanya pergeseran orientasi masyarakat, dalam memilih moda transportasi, tidak terlepas dari tingginya harga tiket pesawat. Sehingga, masyarakat lebih memilih biaya yang relatif terjangkau, yakni lebih memilih dengan menggunakan transportasi laut. (YS)