FOTO : Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, H. Sanidin.

Berharap Layanan RS Murjani Selalu Maksimal

FOTO : Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, H. Sanidin.

BERITAKALTENG.com – SAMPIT – Walaupum ditengah bulan suci ramadan, pelayanan rumah sakit (RS) harus tetap maksimal jangan sampai kendor. Hal tersebut disampaikan Sekretaris Komisi III DPRD Kotim H. Sanidin S.Ag.

Ia meminta agar pihak Rumah Sakit Dr. Murjani terus mengoptimalkan pelayanannya, terlebih selama bulan Ramadhan tahun ini. Menurutnya pelayanan kesehatan ditengah bulan puasa merupakan hal yang wajib atas dasar azas manfaat juga kemanusiaan.

“Kami minta mereka yang bertugas di RSUD Murjani Sampit tetap profesional dalam memberikan pelayanan prima, meskipun ditengah bulan Ramadhan atau bulan puasa saat ini, bagaimanapun masyarakat butuh sehat, dan supaya tetap sehat tentunya tenaga medis harus tetap Stanby ditempat Tugas masing-masing,” ungkapnya, Kamis (21/4/2022).

Dia juga menekankan, pentingnya meningkatkan mutu kualitas pelayanan kesehatan kepada  masyarakat merupakan tanggungjawab yang sudah merajut kedalam sumpah seorang tenaga medis. Artinya jangan sampai  hanyar karena ada kendala kemu-  dian mengesampingkan rasa kemanusiaan.

“Harapan kami pelayanannya  jangan sampai kendor, hal ini  berlaku bukan hanya bagi pelayanan di rumah sakit Murjani,  melainkan bagi seluruh tenaga  medis yang ada di wilayah pelosok-pelosok desa di Kotim  ini, tenaga keset harus tetap profesional menjalankan tugasnya,” katanya.

Legislator partai Gerindra ini juga mengapresiasi para tenaga kesehatan di daerah itu yang mana  sampai dengan saat ini masih terus berlanjut melayani masyarakat meskipun diterpa beragam bencana seperti Virus Covid-19 dan  juga tak jarang tenaga kesehatan yang menjadi korban.

“Kita patut memberikan apresiasi yang tinggi kepada mereka, masyarakat juga harus menghargai dan menghormati mereka, kita ketahui bersama para tenaga kesehatan kita juga banyak yang jadi korban selama ini, untuk itu kami harap jangan sampai ketika  ada masalah teknis lalu menjadi persoalan yang panjang,” tutupnya. (Rik/Arl)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *