Foto : Kontingen Barsel saat mengikuti defile pada pembukaan FBIM tahun 2025 yang dilaksanakan di Stadion Tuah Pahoe, Palangka Raya, Sabtu (17/5/2025) malam.

Tim Penari dari Dua Kecamatan Yang Mewakili Barsel di FBIM Tahun 2025 Tampil All Out

Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA – Tim penari dari dua kecamatan yakni Gunung Bintang Awai (GBA) dan Dusun Utara yang akan tampil mewakili Kabupaten Barito Selatan di ajang Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) Tahun 2025 di Palangka Raya, berjanji tampil all out (maksimal).

Meskipun persiapan dalam waktu yang terbatas, tim penari FBIM dari kontingen Barsel yang diwakili oleh rombongan dari sanggar seni Mar-Mas dan sanggar kuntau Pangunraun Pitu cabang desa Ugang Sayu, Kecamatan Gunung Bintang Awai (GBA), serta sanggar seni Gaung Seruling Sakti, Kelurahan Pendang, Kecamatan Dusun Utara, mengaku optimis bisa memberikan yang terbaik pada pelaksanaan karnaval dan lomba tari di FBIM 2025.

“Persiapan kami sangat singkat, namun anak-anak yang akan tampil besok di karnaval dan tari semuanya dalam keadaan siap, baik fisik maupun mental, kami yakin bisa memberikan yang terbaik bagi kontingen Barsel,” tutur ketua Sanggar Seni Mar-Mas, Gepor Kompi di Palangka Raya, Sabtu (17/5/2025).

Dilanjutkan Gepor lagi, saat ini tim dalam kondisi penuh semangat juang yang tinggi, hal ini, kata dia sangat positif bagi penampilan besok.

“Semangat juang anak-anak lagi sangat bagus, ini positif untuk penampilan besok. Apalagi ditambah dengan adanya dukungan yang besar dari Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Barsel yang cukup besar, kami yakin bisa tampil maksimal besok,” tutur dia optimis.

Foto : Dengan semangat tinggi, anggota tim penari kontingen FBIM tahun 2025 asal Barsel melaksanakan latihan untuk mengikuti karnaval dan lomba tarian tradisional.

Sementara itu, Kepala Disporaparbud Barsel, Manat Simanjuntak, mengatakan dengan melihat semangat yang ditunjukkan tim penari, dia yakin kontingen Dahani Dahanai Tuntung Tulus bisa meraih nomor pada pelaksanaan karnaval dan lomba tari di FBIM tahun 2025 ini.

Meskipun dengan dana yang minim, Sanggar Seni Mar-Mas dari Desa Ugang Sayu yang juga berasal dari Kabupaten Barito Selatan, hanya mengajukan anggaran sebesar Rp 17,2 juta, termasuk biaya sewa mobil, pakaian tari, alat musik, make-up, dan uang saku, para penari dari sanggar – sanggar ini sangat antusias tampil di FBIM.

“Kami optimis bisa meraih nomor pada karnaval dan tari besok, apalagi melihat semangat tim penari dari GBA dan Dusun Utara ini sangat besar sekali untuk penampilan besok,” imbuhnya.

Dijelaskan Manat, selain mempersiapkan tim penari, untuk mengikuti karnaval dan lomba tari FBIM 2025, Disporaparbud dan tim juga telah mempersiapkan sejumlah lomba lainnya, yakni paduan suara, lomba karungut, serta lomba permainan dan lomba budaya tradisional.

“Selain tim penari, kontingen Barsel saat ini juga telah mempersiapkan sejumlah atribut untuk kita tampilkan besok di karnaval, antara lain adalah mobil hias, dan lain sebagainya,” ungkapnya.

“Yang pasti kita yakin bisa memberikan penampilan terbaik dan mengharumkan nama Barsel pada karnaval besok dan lomba tari pesisir nanti, serta lomba – lomba lainnya,” harap Manat.

Tidak lupa, mantan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Barsel ini, juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah daerah, kepada seluruh kontingen Barsel yang akan berlaga di FBIM tahun 2025 di Palangka Raya.

“Tahun depan kesempatan akan kita berikan kepada Karau Kuala, Dusun Hilir, dan Jenamas, agar semua masyarakat kita di seluruh wilayah Barito Selatan memiliki kesempatan untuk tampil mengangkat budaya kita, dan sekaligus menunjukkan betapa kayanya budaya Barsel,” ucapnya.

“Karena setelah saya mengamati persiapannya hanya 2 hari ini, saya sangat takjub betapa semangatnya seluruh penampil dan antusias, mereka rata rata remaja dan mereka menyampaikan terima kasih sudah diberi kesempatan,” beber Manat menambahkan.

“Selain karnaval, semua cabang lomba mengikuti pemusatan latihan, kita do’akan semua kontingen kita sehat dan siap berikan yang terbaik,” ujarnya.

Manat menyatakan bahwa pihaknya fokus memberikan kesempatan tampil kepada sanggar dari kecamatan Gunung Bintang Awai dan Dusun Utara, yang menunjukkan antusiasme tinggi dan semangat gotong royong tanpa menuntut berlebihan.

“Semangat anak-anak muda yang terlibat luar biasa, bahkan ada beberapa diantaranya hadir terpanggil karena merasa mereka memiliki darah Barsel dari orang tua mereka. Ini jadi bukti bahwa pelestarian budaya tidak harus mahal, tapi cukup dengan niat tulus dan kerja sama. Tahun depan, giliran Karau Kuala, Dusun Hilir, dan Jenamas yang kami prioritaskan agar semua wilayah punya kesempatan mengangkat budayanya,” ujar Manat.

Ia juga menekankan bahwa seluruh peserta dari Barito Selatan yang tampil telah menjalani pemusatan latihan dan siap memberikan yang terbaik di ajang festival budaya terbesar di Kalimantan Tengah tersebut.

Karena Festival Budaya Isen Mulang bukan hanya ajang tampil, tapi sarana menjaga dan merawat identitas daerah. Dalam konteks itu, pengelolaan anggaran dan partisipasi publik harus dilakukan secara proporsional dan bertanggung jawab.

Partisipasi aktif masyarakat, terutama kalangan muda, dalam festival ini tetap menjadi sorotan positif — membuktikan bahwa cinta budaya tidak selalu datang dari anggaran besar, tapi dari semangat, dedikasi, dan kebanggaan atas identitas lokal.

“Saya berharap keikutsertaan Barsel dalam pelaksanaan FBIM ini bisa menjadi ajang promosi kepariwisataan daerah, bukan hanya tentang satu suku tertentu saja, akan tetapi semua masyarakat yang ada di Barsel itu sendiri,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *