FOTO: Anggota DPRD Kota Palangkaraya, Jati Asmoro

Revitalisasi Pasar Tradisional untuk Dorong Pertumbuhan UMKM Palangkaraya

PALANGKARAYA – Anggota DPRD Kota Palangkaraya, Jati Asmoro, menyoroti urgensi revitalisasi pasar tradisional sebagai langkah strategis untuk mendukung perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di kota ini. Menurutnya, pasar tradisional bukan hanya pusat ekonomi rakyat, tetapi juga wadah utama bagi pelaku UMKM untuk memasarkan produk mereka secara langsung kepada masyarakat.

“Pasar tradisional memiliki peran penting sebagai tulang punggung ekonomi lokal. Namun, kondisi banyak pasar saat ini sudah tidak lagi mendukung perkembangan UMKM secara optimal,” ujar Jati Asmoro, Selasa (19/11/2024) di Palangkaraya.

Jati menjelaskan bahwa pasar tradisional di Palangkaraya masih menghadapi berbagai masalah, seperti fasilitas yang kurang memadai, sanitasi yang buruk, dan tata kelola yang belum optimal. Masalah-masalah ini, katanya, membuat pasar tradisional kehilangan daya tarik, baik bagi konsumen maupun pedagang.

“Kita perlu memperbaiki infrastruktur pasar agar lebih nyaman dan modern, tanpa menghilangkan nuansa tradisionalnya. Hal ini akan menarik lebih banyak pembeli dan membuka peluang lebih besar bagi pelaku UMKM,” lanjutnya.

Ia juga menekankan pentingnya integrasi teknologi dalam pengelolaan pasar tradisional. Dengan memanfaatkan teknologi digital, pasar tradisional dapat lebih efisien dalam hal manajemen transaksi dan promosi.

“Pemerintah bisa memperkenalkan sistem pembayaran digital di pasar tradisional untuk memudahkan transaksi. Selain itu, platform online bisa digunakan untuk mempromosikan produk yang dijual di pasar tersebut,” tambahnya.

Lebih jauh, Jati mengusulkan adanya program revitalisasi yang tidak hanya fokus pada fisik pasar, tetapi juga melibatkan pelatihan bagi pedagang dan pelaku UMKM untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam bersaing di pasar yang semakin kompetitif.

“Revitalisasi pasar harus mencakup peningkatan kapasitas pelaku UMKM, seperti pelatihan tentang pengemasan produk, manajemen usaha, dan strategi pemasaran. Ini adalah investasi jangka panjang untuk pertumbuhan ekonomi lokal,” imbuhnya.

Ia berharap pemerintah daerah segera menggandeng berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan komunitas lokal, untuk merealisasikan program revitalisasi ini. Menurutnya, kolaborasi adalah kunci untuk menciptakan pasar tradisional yang mampu menjadi penggerak utama bagi UMKM di Palangkaraya.

“Jika pasar tradisional dikelola dengan baik, maka dampaknya akan sangat besar terhadap pertumbuhan UMKM. Ini adalah langkah nyata untuk membangun ekonomi rakyat yang berdaya saing,” tandas Jati Asmoro. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *