Foto :

Pelatihan Budidaya Cabai Menutup Rangkaian Kegiatan Kemitraan Komisi VII DPR RI bersama BRIN

Foto : Tenaga Ahli DPR RI beserta sejumlah narasumber para ahli dari BRIN, dan motivator saat foto bersama pada kegiatan pelatihan Budidaya Cabai, Kamis (15/12/2022) 

 

BERITAKALTENG.COM, Palangkaraya – Program kemitraan yang terjalin antara Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diinisiasi oleh Dr. Ir. Willy M. Yoseph M.M sepanjang bulan November sampai dengan Desember 2022 akhirnya masuk ke penghujung kegiatan.

Willy M. Yoseph dalam sambutan yang dibacakan secara langsung oleh Tenaga Ahli DPR RI Bp. Dr. Elisai Sumandie menyampaikan bahwa terlaksananya Pelatihan Budidaya Cabai merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari 18 item kegiatan yang sudah dilaksanakan.

“Saya juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada para peserta baik dari mahasiswa dan masyarakat umum, terlebih lagi peserta yang jauh-jauh dari Sei Gohong Kabupaten Pulang Pisau sudah mau hadir dalam kegiatan pelatihan hari ini,” Kata Elisai Sumandie di Hotel Hawai Palangkaraya, Kamis (15/12/2022)

Elisai juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh para ahli dari BRIN yang berkenan memberikan pengalaman dan ilmunya kepada peseta selama terlaksananya kegiatan pelatihan. Terima kasih juga kepada Bung Asep Eka Dwisunandar yang merupakan Ikon petani milenial dapat hadir dan berbagi pengalaman dalam kegiatan pelatihan Budidaya Cabai.

“Seperti kita ketahui, kebutuhan cabai di Indonesia masih terbilang kurang. Terbukti, pada bulan April sampai dengan Mei 2022 impor cabai dari Negara India dan Malesia tercatat sekitar 4500 ton,” Bebernya menambahkan.

 

Foto : kegiatan pelatihan Budidaya Cabei

 

Dengan harapan, kegiatan pelatihan Budidaya Cabai ini ujarnya lebih dalam lagi, materi atau ilmu yang disampaikan oleh narasumber dapat menambah pengetahuan dan wawasan para peserta, sehingga bisa diterapkan di wilayahnya masing-masing. Mengingat untuk wilayah Kelteng sendiri, ketersedian lahan masih cukup luas, bahkan budidaya cabai bisa dilakukan dilahan pekarangan rumah.

Mindset menjadi ASN setelah selesai kuliah adalah pola pemikiran lama. Menjadi pengusaha misalnya di sektor pertanian cukup menjanjikan. Ditambah lagi jika hasil perkebunanya bisa masuk ke supermarket atau ke swalayan. Mudah-mudahan pelatihan kali ini bisa menjadi motifasi bagi para petani yang ada, terlebih lagi kepada adek-adek mahasiwa,” bebernya lebih dalam lagi.

Sementara itu, salah satu peserta M. Kadafi yang merupakan mahasiswa dari Universitas Palangka Raya (UPR) menyampaikan ucapan terima kasih kepada Willy M. Yoseph yang sudah menginisiasi dalam bentuk memberikan ruang kegiatan pelatihan kepada mahasiswa dan masyarakat.

“Terima kasih juga kepada narasumber dari BRIN yang memberikan pengalaman dan wawasan tentang bagaimana cara membudidaya cabai. Menurut saya pelatihan ini sangat memberikan manfaat terlebih lagi bagi para petani yang ada di desa,” kata Kadafi

Pihaknya juga berharap, kedepan kegiatan yang berfokus pada peningkatan kapasitas (capacitybuilding) masyarakat dalam menyelesaikan persoalan di lingkungan, dapat terlaksana kembali kedepanya.(a2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *