
Beritakalteng.com, BUNTOK – Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Dahani Dahanai Buntok, Kabupaten Barito Selatan, Lisawanto, mengaku siap mengejar target peningkatan kualitas pendidikan dan akreditasi pada tahun 2022 dan 2024 mendatang.
Optimisme ini ia sampaikan, saat memberikan sambutan dalam acara Yudisium Ke-XV dan Wisuda Ke-XII STIE Dahani Dahanai Buntok yang digelar di Gedung Pertemuan Umum (GPU) Jaro Pirarahan Buntok, Kecamatan Dusun Selatan, Barsel, Sabtu (27/11/2021).
Dihadapan 41 wisudawan dan puluhan tamu undangan lainnya, Lisawanto mengakui, dengan adanya perkembangan seperti saat ini, ada banyak hal yang harus disesuaikan oleh sekolah yang berdiri sejak tahun 2003 itu.
Hal tersebut, berkaca dari dampak pandemi Covid-19 yang mengharuskan adanya perubahan, baik itu dari strategi pembelajaran dan termasuk juga kurikulum.
“Kalau proses belajar itu luar biasa saat ini, bisa kita melalui daring tidak harus tatap muka. Meskipun kampusnya itu kecil, kalau difasilitasi oleh teknologi itu masih bisa menampung sebenarnya. Jadi yang bagus itu, kita perlu meningkatkan teknologi yang kita gunakan,” imbuhnya.
Kemudian, melalui peningkatan teknologi dan penyesuaian kurikulum, pada tahun 2022 mendatang STIE Dahani Dahanai juga telah menargetkan akan melahirkan berbagai macam prestasi, salah satunya adalah menerbitkan kembali sedikitnya 20 jurnal internasional.
“Tapi ini yang tidak berbayar, dulu kan berbayar satu jurnal (biayanya) Rp5 juta, kalau sepuluh jurnal jadi Rp50 juta. Tapi setelah saya mengikuti perkuliahan dan lain sebagainya, ada peluang itu (penerbitan jurnal internasional gratis),” ungkapnya.
Diterangkan Lisawanto lagi, hal ini harus dilakukan, agar STIE Dahani Dahanai Buntok dikenal hingga pelosok negeri bahkan dunia.
“Kenapa itu harus dilakukan? Karena STIE Dahani Dahanai ini orang belum melihat, kita berada di tengah-tengah pulau Kalimantan, di tengah hutan ini. Satu-satunya jalan mengeluarkan diri kita, adalah melalui prestasi-prestasi karya tulis ilmiah kita yang bisa dibuka kelas dunia,” jelasnya.
“Caranya ada, jalannya ada. Oleh sebab itu, kami di STIE Dahani Dahanai selalu meningkatkan kualitas para dosen ini, untuk membuat karya-karya ilmiah tersebut,” optimisnya.
Meskipun, diakui olehnya, bahwa membangun Sumber Daya Manusia (SDM) itu tidak semudah membalikan telapak tangan, namun STIE Dahani Dahanai selalu yakin untuk menjadi lebih maju kedepannya.
Bahkan untuk mengejar target tersebut, pada tanggal 7-10 November 2021 lalu, kampus STIE Dahani Dahanai telah melakukan serangkaian survey mengenai sosial ekonomi masyarakat pedesaan dan juga suvey tentang peluang-peluang di 13 desa yang berpotensi bisa mengangkat harkat dan martabat serta hajat hidup masyarakat di desa.
“Itu yang turung itu 50 mahasiswa, mereka kami latih dari semester tiga, nanti akan dibimbing sampai dia lulus. Generasi semester tiga ini kita siapkan untuk menghadapi perubahan-perubahan, menyesuaikan setelah Covid-19 ini. Banyak hal yang kami lakukan, termasuk analisis dan lain sebagainya,” beber Lisawanto.
Selanjutnya adalah terkait persoalan paling penting, yakni mengejar target peningkatan akreditasi kampus.
Selama perjalanannya, STIE Dahani Dahanai selesai menyekolahkan setidaknya tujuh orang asli Buntok yang sudah memenuhi syarat menjadi dosen dan memiliki gelar Pascasarjana atau S2.
Dari 13 dosen yang nomor induk terdaftar di pangkalan data nasional, tiga diantaranya sudah memiliki pangkat Lektor. Artinya, untuk mengejar akreditasi B, STIE Dahani Dahanai membutuhkan satu orang lagi untuk memenuhi syarat empat orang Lektor.
“Tapi yang kekurangan pendidikan Doktor dari dosen itu yang masih belum. Jadi mudah-mudahan yang pendidikan Doktor itu tahun 2024 akan bisa kita capai,” terangnya.
“Kami mengejar itu. Salah satunya saat kami survey ke lapangan, yang ke 13 itu, hasil survey itu dijadikan karya tulis yang memenuhi kriteria dan syarat jadi doktor itu. Jadi itu fakta lapangan yang akan kami publikasikan dengan jurnal internasional,” imbuhnya menambahkan.
Lisawanto optimis dengan adanya perkembangan teknologi saat ini, adalah suatu peluang besar bagi STIE Dahani Dahanai untuk mengejar ketertinggalan.
“Tinggal bagaimana kemauan kita. Ini semua sudah modern, tidak lagi seperti yang dulu, apalagi dalam waktu enam bulan ini, luar biasa perubahannya. Nah itu yang kami kejar dalam pengelolaan STIE Dahani Dahanai,” tukasnya.(Sebastian)
BeritaKalteng.Com Bersama Membangun Kalimantan Tengah