beritakalteng.com – PALANGKA RAYA – Plt. Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Habib Ismail Bin Yahya menyatakan bahwa pihaknya sangat bersyukur. Sebab Kalteng bisa ditunjuk menjadi penopang pangan Nasional.
Selama ini, untuk menunjang mobilitas rencana Food Estate fasilitas telah disiapkan, antara lain pelabuhan di Bahaur maupun Dermaga Batanjung. Hal itu disampaikan oleh Plt. Gubernur Kalteng Habib Ismail Bin Yahya beserta jajaran, saat menghadiri Rapat Terbatas (Ratas) bersama Menteri Perhubungan Republik Indonesia (Menhub RI) Budi Karya Sumadi, melalui sambungan virtual, melalui video conference dari Aula Eka Hapakat, Lt. III Kantor Gubernur Kalteng, Senin (12/10/2020).
“Kami merekomendasikan peningkatan infrastruktur pendukung program ini, seperti memperbaiki alur sungai meliputi pemeliharaan dan pemanfaatan alur pelayaran (anjir/terusan) karena 6 anjir/terusan belum termanfaatkan secara optimal. Kemudian kami rekomendasikan untuk meningkatan manajemen lalu lintas angkutan sungai, serta meningkatan fasilitas dermaga sungai. Selama ini, telah ada 5 Dermaga, terdiri dari 1 Dermaga di Kabupaten Pulang Pisau dan 4 Dermaga di Kabupaten Kapuas,” Terang Plt. Gubernur Kalteng.
Dikatakan Habib Ismail Bin Yahya menjelaskan terkait Simulasi Rencana Pengembangan hasil Food Estate atau Lumbung Pangan Nasional di Prov. Kalteng. Dalam simulasi akan memanfaatkan angkutan sungai (Inland Water Ways) untuk transportasi logistik mendukung Pengembangan Food Estate.
Dipilihnya angkutan sungai sebagai transportasi logistik dalam mendukung Pengembangan Food Estate, dikarenakan memiliki banyak kelebihan, diantaranya meminimalisir biaya perbaikan dan perawatan infrastruktur jalan, harga bahan pokok akan lebih murah, karena biaya transportasi air yang lebih murah.
Selain itu, menurunkan biaya logistik (saat ini Indonesia merupakan negara yang termasuk biaya logistiknya tinggi (23%). Dimana, Industri pelayaran tumbuh, polusi lebih rendah (ramah lingkungan), angka kecelakaan transportasi air lebih kecil, jika dibandingkan transportasi jalan, serta implementasi lebih cepat (jangka pendek) karena infrastruktur telah tersedia (yang dibutuhkan normalisasi alur). (RA)