Kebakaran : Polisi masih lakukan penyelidikan penyebab kebakaran yang hanguskan 11 rumah dan satu gedung sarang burung walet di Desa Lehai, Duslir, Barsel.

Kerugian Capai Rp2 M Lebih, Begini Kronologis Kebakaran di Lehai

Kebakaran : Polisi masih lakukan penyelidikan penyebab kebakaran yang hanguskan 11 rumah dan satu gedung sarang burung walet di Desa Lehai, Duslir, Barsel.

Beritakalteng.com, BUNTOK – Kebakaran di Desa Lehai, Kecamatan Dusun Hilir (Duslir), Kabupaten Barito Selatan pada Selasa (18/8/2020) dini hari sebabkan puluhan kepala keluarga (KK) harus rela kehilangan tempat tinggal dengan kerugian materi ditafsir capai angka Rp2.142.500.000.

Kebakaran hebat yang terjadi sekitar pukul 02.30 WIB itu, meluluh lantakan dua belas bangunan berupa sebelas rumah dan satu sarang walet, yakni milik Junaidi, Aķhmad Guzali, Kaspul Anwar, Masruni, Masdinah, Rahman, Susilawati, Abdul Yadi, Norhayati, Sabirin dan Safrudin.

“Total seluruh kerugian mencapai Rp. 2.142.500.000,” tulis Bukhari via pesan singkat kepada awak media, Selasa (18/8/2020).

Sementara itu, untuk kronologis kejadian sendri, sebagaimana diterangkan oleh Kapolres Barsel AKBP Devy Firmansyah, SIK melalui Kapolsek Duslir IPDA Bukhari Nataatmaja berdasarkan cerita saksi korban Junaidi (23), pada hari Selasa (18/8/2020) sekitar pukul 02.30 WIB, karena merasa gerah dan kepanasan iapun terbangun dari tidurnya di kamar rumahnya.

Pada saat terjaga dari tidurnya itulah, Junaidi kemudian melihat api yang sudah berkobar di atap rumah bagian belakang, atau tepatnya di dapur rumahnya yang bersebelahan dengan kamar tempat tidurnya.

Kaget melihat hal tersebut, kemudian saat itu juga ia bergegas membangunkan kedua orang tuanya serta pamannya yang sedang tidur di kamar sebelah, lalu semuanya keluar dari dalam rumah untuk melihat dan mengecek apa saja yang terbakar.

Junaidi kemudian turun ke pinggir sungai, ia mengambil pompa air untuk menyiram api yang sudah mulai membakar bagian belakang rumahnya.

Selang tak berapa lama kemudian, banyak warga mulai berdatangan untuk membantu memadamkan api, namun karena konstruksi rumah terbuat dari kayu dan dalam keadaan kering, api dengan cepatnya membesar dan mulai menjalar ke rumah tetangga sebelah kiri dan sebelah kanan rumah korban.

Pada saat kebakaran, Junaidi juga sempat melihat 200 tabung gas elpiji milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dititipkan di gudang di depan rumahnya, semuanya tidak ada yang terbakar karena dalam keadaan kosong.

“Namun Junaidi tidak mengetahui apa penyebab dari kebakaran rumahnya tersebut, karena ketika ia terbangun saat itu api sudah sangat besar dan sudah menjalar ke atap bagian kamar tidurnya,” beber Bukhari.

Sedangkan saksi korban lainnya, Kaspul Anwar (39), menerangkan bahwa ia mengetahui terjadinya kebakaran karena mendengar suara teriakan ‘ada api, ada api’, selanjutnya saksi keluar dari dalam rumah.

Saat itulah ia kaget saat melihat ternyata api sudah berkobar dan menjalar ke beberapa rumah tetangga lainnya dan mulai membakar bagian samping rumahnya.

Seketika itu juga saksi bersama dengan anak istrinya lari keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Karena panik, ia tidak sempat mengeluarkan barang apapun termasuk semua perabotan rumah tangga yang ada di dalam rumahnya.

“Sejam kemudian atau sekitar pukul 03.30 WIB, berkat upaya warga, api berhasil dipadamkan. Saksi mengaku tidak mengetahui persis apa penyebab dari kebakaran yang bermula dari rumah saudara Junaidi tersebut, karena pada saat saksi terbangun dan menyadari telah terjadi kebakaran saat itu api sudah sangat besar dan sudah menjalar ke beberapa rumah warga sekitar,” terang Kapolsek.

Lanjut Bukhari, untuk itulah hingga saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait apa penyebab kebakaran tersebut.(Sebastian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *