Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA- Lambatnya hasil test laboratorium dari pulau jawa dan rumah sakit yang ditunjuk oleh pemerintah, serta menambah tempat uji lab covid-19 tidak lantas membuat permasalahan cepat teratasi dengan baik. Pasalnya masih banyak beberapa daerah menunggu untuk waktu yang cukup lama hanya demi mendapat hasil test atau swab test covid-19.
Seperti apa yang dilakukan oleh pemerintah Jawa barat belum lama ini karena lonjakan warga yang positif covid-19 di daerahnya naik cukup signifikan, mendorong pemerintah setempat untuk berinisiatif membeli alat canggih PCR untuk Swab covid-19 dari luar negeri yakni di Korea Selatan.
Keberadaan PCR memang sangat di butuhkan oleh daerah-daerah yang sangat jauh dari pusat laboratorium -Laboratorium yang memiliki alat tersebut.
Hal inilah yang memicu komentar beragam dimasyarakat dan anggota dewan di daerah. Seperti yang disampaikan Ketua DPRD Kota Palangka Raya Sigit K Yunianto,SH bahwa proses hasil swab ini menjadi permasalahan yang pertama dimana daerah tidak memiliki alat untuk lab swab dan ini agar menjadi perhatian pemerintah daerah.
“Saya berharap kepada pemerintah daerah untuk mengusahakan ketersediaan alat tersebut, karena kita juga ada kok di Pemda provinsi yang memiliki UPT Labkesda artinya para tenaga ahli lab juga ada dan diberdayakan tenaga- tenaga lab kita,” kata Sigit, Sabtu (11/4)
Menurutnya, hal ini dilakukan supaya Pemda dan masyarakat (Korban COVID-19) tidak menunggu hasil laboratorium swab dari Surabaya atau Jakarta karena memerlukan waktu yang cukup lama.
“Kalau di daerah ada maka akan lebih cepat untuk mengetahui sehingga bisa kita lakukan langkah selanjutnya. apabila alat itu prosedural atau prosesnya dari pusat, maka memohon segera ke pemerintah pusat untuk memprioritaskan Kalteng,” bebernya menambahkan.
Lanjutnya lebih dalam, hal tersebut dilakukan supaya adanya efisiensi untuk masyarakat Kalteng, dan pemerintah daerah hendaknya bisa memberikan masukan ke pemerintah pusat agar Kalteng bisa sebagai salah satu wilayah prioritas.
“setuju kalau memang terbatas kita beli saja patungan per kabupaten kota berapa (kemampuan finansialnya,red). Dan kita gotong royong dalam menghadapi kasus covid-19 ini,” pungkasnya lebih dalam.
Sekedar informasi bahwa Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah teknik sintesis dan amplifikasi DNA secara in vitro yang digunakan untuk menyalin segmen DNA hingga jutaan kali dalam waktu yang cukup singkat.
Pertama kali dikembangkan pada 1985 oleh Karry Mullis. Penemuan teknik PCR beserta teknik lain seperti sekuensing DNA, menjadi titik fundamental dalam bidang sains dan teknologi.
Terlebih dalam bidang diagnosis penyakit, identifikasi virus dan bakteri, evolusi molekular, kedokteran forensik dan masih banyak lainnya, dikutip dari sumber wikipedia.org.(Hd)