Palangka Raya – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) resmi menyelenggarakan Pelatihan Kaji Cepat Bencana (KCB) Tahun 2025 yang dilaksanakan secara blended learning, Rabu (20/8/2025). Pelatihan ini diikuti oleh ASN dari berbagai level, baik pejabat manajerial maupun non-manajerial, yang berasal dari perangkat daerah pemerintah provinsi serta seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Tengah.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Hamka, mewakili Gubernur Kalimantan Tengah. Dalam sambutan yang dibacakannya, Gubernur menegaskan bahwa peningkatan kapasitas aparatur negara dalam manajemen bencana merupakan kebutuhan mendesak, mengingat intensitas bencana di Indonesia yang kerap terjadi tanpa dapat diprediksi.
“Setiap kejadian bencana memberi pelajaran penting bagi kita. Banyak korban jiwa dan kerugian material muncul bukan hanya karena faktor alam, tetapi juga karena kurangnya kesiapsiagaan. ASN harus mampu melakukan kaji cepat secara akurat agar langkah penanganan dapat segera ditetapkan,” ujar Hamka saat menyampaikan sambutan Gubernur.
Ia juga menekankan bahwa penyelenggaraan pelatihan ini sejalan dengan visi pembangunan Kalteng BERKAH dan arah Kalteng Maju 2025–2030, yang menempatkan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai fondasi utama. Menurutnya, aparatur pemerintah harus terus meningkatkan kompetensi, bekerja profesional, serta memiliki kemampuan koordinasi lintas sektor dalam situasi darurat.
“Saya mengharapkan seluruh peserta mengikuti pelatihan ini dengan serius. Kualitas respons pemerintah terhadap bencana sangat bergantung pada kesiapan aparatur di lapangan. ASN harus mengedepankan kepentingan masyarakat dan mampu membuat keputusan yang tepat di tengah tekanan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Kompetensi Teknis Inti BPSDM Kalteng, Isna Mariany, menyampaikan bahwa penggunaan metode blended learning dirancang untuk memberikan pembelajaran yang komprehensif. Peserta tidak hanya memperoleh pemahaman teoretis, tetapi juga kesempatan untuk mempraktikkannya melalui simulasi dan latihan lapangan.
“Pendekatan ini diharapkan dapat menghasilkan pemahaman yang lebih aplikatif. Dengan demikian, peserta mampu menerapkan kaji cepat bencana sesuai standar yang berlaku dan bertindak lebih sigap ketika kondisi darurat benar-benar terjadi,” jelas Isna.
Pelatihan KCB 2025 yang diikuti oleh 30 peserta ini menjadi bentuk nyata komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam meningkatkan ketangguhan daerah menghadapi potensi bencana. Dengan meningkatnya kapasitas dan profesionalitas aparatur, pemerintah berharap masyarakat memperoleh perlindungan yang lebih optimal dari berbagai risiko kebencanaan di masa mendatang.
(tr)
BeritaKalteng.Com Bersama Membangun Kalimantan Tengah