PALANGKARAYA – Keberhasilan Tiffany Annabel Blessing di ajang World Scholar’s Cup di Universitas Yale, Amerika Serikat menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia di masa depan.
Perjalanan Tiffany seorang bintang dari tanah Dayak menuju keberhasilan di World Scholar’s Cup dimulai dengan menyisihkan para kontestan di Indonesia dan Korea untuk bisa melaju ke putaran final di Yale, Amerika Serikat.
World Scholar’s Cup adalah kompetisi debat akademis internasional yang dimulai sejak tahun 2007 yang mengumpulkan siswa dari berbagai belahan dunia.
Tiffany Annabel Blessing, seorang siswa muda dengan hasrat belajar, tidak hanya berpartisipasi dalam acara prestisius ini tetapi juga meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dengan meraih penghargaan signifikan.
Prestasi luar biasa yang diraih oleh Tiffany sendiri tidak lepas dari nilai akademis yang mengalir dari ibunda dr Astrid Teresa, Sp. Dv
dr Astrid Teresa, Sp. Dv menyampaikan bahwa Perjalanan keberhasilannya di World Scholar’s Cup menjadi narasi inspiratif tentang keteguhan, keingintahuan intelektual, dan pencarian keunggulan.
“Ini melampaui kontes akademis tradisional dengan mencakup berbagai mata pelajaran, termasuk sains, sastra, sejarah, seni, dan berita terkini,”
“kompetisi ini menekankan debat terbuka yang menuntut pembelajaran kolaboratif, berpikir kritis, dan keterampilan komunikasi efektif, menjadikannya platform unik bagi pikiran muda untuk menunjukkan kepiawaian intelektual mereka,” kata Astrid baru-baru ini.
Astrid Teresa, Sp. Dv yang juga dosen di Fakultas Kedokteran ini menjelaskan, Lahir di Palangka Raya dan saat ini bersekolah di Binus Simprug Jakarta, Tiffany menunjukkan bakat luar biasa untuk berbagai mata pelajaran, menjadikannya kandidat ideal untuk kompetisi menantang ini.
Persiapan Tiffany untuk World Scholar’s Cup tidak kurang dari keras. Ia menghabiskan berjam-jam untuk penelitian, belajar, dan terlibat dalam pembelajaran kolaboratif dengan rekan-rekannya.
Komitmennya terhadap keunggulan akademis terlihat dalam kemampuannya untuk menjelajahi topik-topik kompleks dengan cemerlang, menunjukkan tidak hanya kedalaman pengetahuan tetapi juga pemahaman yang tajam tentang keterkaitan disiplin yang berbeda.
“Ketika World Scholar’s Cup berlangsung di Universitas Yale, Tiffany Annabel Blessing menunjukkan kecerdasannya dalam berbagai acara, debat, dan tantangan,” ujar owner Tiffany Skin Clinic di Palangka Raya.
Kemampuannya untuk mensintesis informasi, mengemukakan pemikirannya, dan berkolaborasi secara efektif dengan timnya membedakannya dari pesaing lainnya.
“Penampilan Tiffany baik dalam acara tim maupun individu sangat luar biasa, memperoleh pengakuan yang signifikan,”
“Ia tidak hanya meraih posisi atas dalam beberapa acara individu tetapi juga bersama timnya meraih kemenangan dalam kompetisi kelompok,” beber praktisi di Zap dan Jade Jakarta ini lebih dalam.
Puncak kesuksesannya ditandai dengan penghargaan bergengsi yang diterimanya yaitu mendapatkan 1 medali gold dan 4 silver.
Penghargaan-penghargaan ini tidak hanya menghormati prestasi individu Tiffany tetapi juga mencerminkan upaya kolektif tim dan mentor yang mendukungnya sepanjang perjalanan.
Kisahnya menyoroti pentingnya keingintahuan intelektual, kolaborasi, dan dedikasi tanpa henti terhadap pencapaian akademis seseorang.
Saat ia berdiri di podium keberhasilan, Tiffany juga mendorong para siswa masa depan untuk merangkul tantangan, melewati batasan, dan tidak pernah berhenti dari pengejaran pengetahuan.
Dalam ranah prestasi akademis, keberhasilan Tiffany Annabel Blessing di World Scholar’s Cup 2023 menjadi bukti dari kecerdasannya, ketekunannya, dan kekuatan transformasional pendidikan.
Saat ia kembali ke Jakarta untuk melanjutkan studinya di Binus Simprug, Tiffany membawa bukan hanya penghargaan yang pantas tetapi juga pengaguman dari komunitas global yang mengakui dirinya sebagai lambang keunggulan akademis.
Perjalanannya di Yale bukan hanya kemenangan pribadi tetapi juga perayaan potensi yang ada dalam setiap sarjana berdedikasi yang bertujuan untuk meninggalkan jejak di panggung dunia.(red/a2)