Kadis TPHP Prov Kalteng dukung petani dan penyuluh di Kecamatan Kapuas Timur tingkatkan produksi padi lokal

Kapuas Perkuat Ketahanan Pangan: Panen Raya Padi Lokal Dikawal Langsung Kadis TPHP Kalteng

Kuala Kapuas – Kabupaten Kapuas kembali menunjukkan perannya sebagai salah satu lumbung pangan strategis di Kalimantan Tengah. Wilayah yang dikenal memiliki hamparan lahan rawa pasang surut ini menyimpan potensi besar dalam pengembangan varietas padi lokal unggulan. Berbagai varietas seperti Siam Unus, Siam Mutiara, Karang Dukuh, hingga Siam Arjuna sejak lama menjadi andalan petani setempat karena cita rasanya yang khas serta kemampuannya beradaptasi dengan kondisi agroekosistem rawa.

Untuk memastikan potensi tersebut terus berkembang, pemerintah provinsi bersama pemerintah kabupaten dan kelompok tani melaksanakan kegiatan pengawalan panen secara terpadu. Langkah ini tidak hanya ditujukan untuk menjamin kualitas hasil panen, tetapi juga memastikan penerapan teknologi panen dan pascapanen yang tepat sehingga mutu gabah tetap terjaga hingga masuk ke rantai produksi beras.

Sebagai bentuk komitmen tersebut, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) Provinsi Kalimantan Tengah, Rendy Lesmana, turun langsung ke lokasi panen raya padi lokal di Desa Anjir Serapat Tengah, Kecamatan Kapuas Timur, pada Senin (25/8/2025). Kunjungan ini sekaligus memperkuat koordinasi antara penyuluh pertanian, petani, serta pengawas mutu hasil pertanian dalam mengawal kegiatan panen di tingkat lapangan.

Pada kesempatan yang sama, penyuluh pertanian bersama tim pengawas mutu melaksanakan ubinan panen di lahan Kelompok Tani Karya Mulia 2 di Desa Handel Gardu. Varietas padi lokal Karang Dukuh yang diuji menunjukkan produktivitas yang menggembirakan, yakni 5,120 ton Gabah Kering Panen (GKP) per hektar. Setelah proses pengeringan hingga kadar air 14 persen serta penyusutan kotoran minimal 3 persen, capaian produksi mencapai 4,404 ton Gabah Kering Giling (GKG) per hektar.

Menurut Rendy Lesmana, penerapan teknologi pascapanen menjadi kunci dalam menjaga kualitas gabah lokal. Pemanfaatan alat Combine Harvester, ujarnya, mampu menekan kehilangan hasil (losses) sekaligus meningkatkan efisiensi kerja petani. Ia menambahkan bahwa hamparan padi lokal seluas 2.400 hektar di Desa Anjir Serapat Tengah menjadi modal penting dalam upaya peningkatan produksi beras lokal di Kalimantan Tengah.

“Dinas TPHP Provinsi Kalimantan Tengah terus memperkuat kolaborasi dengan Kementerian Pertanian dan pemerintah kabupaten untuk pengawalan di lapangan. Jika ada kendala terkait pemanfaatan alsintan maupun manajemen pascapanen, kami siap mendampingi. Mari bersama mendukung ketahanan pangan melalui optimalisasi Brigade Pangan dan Brigade Alsintan secara kolaboratif,” ujar Rendy.

Lebih jauh, ia menyampaikan bahwa pengawalan panen padi lokal tidak hanya bertujuan menjaga produksi, tetapi juga mendorong kemandirian pangan daerah. Padi lokal Kapuas, menurutnya, berpotensi menjadi komoditas bernilai tinggi apabila dikembangkan sebagai beras indikasi geografis serta dijadikan bagian dari pelestarian warisan budaya pertanian masyarakat setempat.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas, Edi Dese, menegaskan bahwa Kapuas tetap menjadi salah satu sentra produksi beras utama di Kalimantan Tengah. Ia mendorong kombinasi penggunaan varietas lokal dan unggul untuk meningkatkan produktivitas lahan, terutama dalam upaya menaikkan indeks pertanaman (IP) yang selama ini baru mencapai satu kali setahun.

“Kami berharap indeks pertanaman dapat meningkat menjadi dua kali setahun dengan mengombinasikan padi lokal dan varietas unggul,” ungkapnya.

Dengan sinergi antara petani, pemerintah daerah, dan pemerintah provinsi, Kabupaten Kapuas diharapkan terus mampu menjaga posisinya sebagai penopang ketahanan pangan di Kalimantan Tengah sekaligus penghasil beras lokal bercita rasa khas yang semakin diminati.

(tr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *