BERITAKALTENG.com – SAMPIT – Faktor penyebab terjadinya stunting adalah asupan gizi yang tidak mencukupi, ketersediaan pangan di keluarga yang tidak ada atau tidak berdasarkan gizi seimbang, tidak lengkapnya imunisasi, lingkungan yang tidak sehat dan rendahnya perilaku hidup sehat.
“Stunting terjadi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK), mulai dapat dilihat dari status gizi ibu hamil yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan janin hingga anak berusia sekitar 2 tahun,” kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim dr Noorliyana, Rabu 18 Januari 2023.
Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, tingkat stunting di Indonesia adalah 24,4%, sedangkan target Pemerintah Indonesia di 2024, tingkat penurunan stunting menjadi 14%.
“Pola asuh serta praktik pemberian makanan bergizi dapat mempengaruhi status gizi anak,” tegasnya.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kotim Susiawati mendukung agar sekolah-sekolah khususnya satuan pendidikan anak usia dini untuk menyelenggarakan kelas orangtua, yang mana salah satu agendanya menjelaskan tentang stunting ini.
“Dengan demikian, kelas orang tua dapat berkontribusi dalam pencegahan permasalahan gizi dengan memberikan pengetahuan dan berbagi praktik baik dalam pemberian makanan bergizi,” ucapnya.
Selain itu tambah Susi, kelas orang tua dapat menjadi forum dalam meningkatkan pemahaman orang tua mengenai pencegahan dan penanganan permasalahan gizi melalui pembiasaan hidup sehat. (arl)