Headline

Mangkatip dan Batilap Ditetapkan KKP dan FAO Sebagai Lokasi Percontohan Pengembangan Beje

Foto : Asisten III Setda Barsel, Mirwansyah, berharap agar proyek I-Fish dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan perikanan perairan darat serta berefek pada peningkatan perekonomian masyarakat.

Beritakalteng.com, BUNTOK – Dua desa di Kecamatan Dusun Hilir, Kabupaten Barito Selatan, Mangkatip dan Batilap ditetapkan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP RI) sebagai wilayah pengembangan percontohan pengelolaan perikanan perairan darat berkelanjutan.

Hal ini, diungkapkan oleh asisten III Setda Barsel, Mirwanysah saat membuka kick off dan inception meeting pengelolaan perikanan beje pada lokasi percontohan di Aula Kantor Bappeda Barsel, Rabu (3/11/2021).

Kegiatan ini sendiri terselenggara berkat kerjasama antara FAO perwakilan Indonesia dengan KKP RI, serta Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Barsel.

Program proyek I-Fish ini adalah pengarusutamaan konservasi keanekaragaman hayati dan pemanfaatan berkelanjutan dalam praktek perikanan darat pada area bernilai konservasi tinggi di ekosistem air tawar.

“Sebagai lokasi percontohan, tujuan kegiatan ini untuk mensosialisasi serta menjelaskan secara teknis apa yang akan dikerjakan di Kelurahan Mangkatip dan Desa Batilap,” terangnya.

Diterangkan Mirwansyah, selain di Barsel, proyek I-Fish sendiri dilaksanakan juga di empat kabupaten lainnya, yaitu Kapuas, Kalimantan Tengah, Cilacap dan Sukabumi, Jawa Barat, serta di Kabupaten Kampar, Riau.

“Khusus di Barsel, spesies yang akan menjadi prioritas konservasi adalah ikan Arwana,” tuturnya.

Dijelaskannya, percontohan ini sendiri bertujuan untuk menjaga keanekaragaman hayati pada ekosistem perairan darat, dengan cara meningkatkan kapasitas pengelolaan dan monitoring perikanan beje.

“Sehingga nantinya bisa menjadi referensi dalam mengelola perairan darat baik di level kabupaten, provinsi maupun level nasional,” tukas Mirwansyah.

Mengingat ini merupakan program pengelolaan perairan darat yang berkelanjutan dan pertama kali dilaksanakan di Indonesia, FAO dan KKP RI menggandeng BUMN yaitu PT. Sucofindo sebagai pelaksana kegiatan.

Menurutnya, kehadiran PT. Sucofindo sebagai perusahaan nasional sangat penting untuk mendorong investasi khususnya di Barsel, baik itu di sektor perikanan ataupun bahkan yang lainnya.(Sebastian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *