Beritakalteng.com, BUNTOK – Akibat meluapnya Sungai Barito, selain merendam puluhan desa di enam kecamatan se Kabupaten Barito Selatan, juga merendam jalan raya akses Palangka Raya menuju Kota Buntok.
Terpantau awak media, Senin (4/5/2020), jalur akses menuju Kota Buntok, Barsel dari arah Palangka Raya di ruas Desa Lembeng, Kecamatan Dusun Selatan, Barsel telah direndam air setinggi 40 Cm atau sekitar selutut orang dewasa.
Dari arah Desa Kalahien hingga Kota Buntok, nampak ada total empat titik yang direndam oleh banjir, yakni di ruas desa Kalahien, ruas Desa Lembeng dan dua titik lainnya yaitu di dekat kota Buntok.
Sementara itu, untuk satu jalur akses lainnya yakni Jalan Mayor Pithel ruas Desa Mabuan dan Lembeng, mengalami putus total karena direndam banjir hingga satu meter lebih hampir di sepanjang ruas jalan.
Bahkan untuk yang di Jalan A. Gani Gandrung, Palangka Raya – Buntok, di ruas Desa Lembeng, karena direndam banjir dan berarus deras, saat ini warga setempat telah menyediakan gerobak yang dirancang khusus untuk menyeberangkan sepeda motor.
Sebagaimana dijelaskan oleh salah satu warga, Edirianto (36), ada setidaknya delapan unit gerobak penyeberangan dan dua buah pickup yang disediakan.
Karena jarak yang direndam banjir sekitar sepanjang seratus meter, sekali menyeberangkan sepeda motor, pihaknya mengenakan tarif sebesar Rp 10 ribu per kendaraan roda dua tersebut.
“Ada delapan gerobak kami (masyarakat) sediakan khusus untuk menyeberangkan (sepeda) motor. Kasihan para pengendara yang mau lewat, arusnya deras sekali, berisiko jika kendaraan dikendarai melewatinya,” terangnya.
Secara bergiliran gerobak dan pickup-pickup tersebut menyeberangkan sepeda motor para pengedara yang lalu lalang di tempat tersebut. Hal ini, diakui oleh salah satu warga Lembeng lainnya, Surianto (42), merupakan berkah tersendiri bagi mereka.
Pasalnya, di saat kondisi ekonomi yang merosot di tengah pandemi Covid-19 dan kondisi alam yang sedang banjir, sehingga membuat banyak warga yang mayoritas bekerja sebagai petani tersebut kehilangan mata pencaharian, mereka bisa memperoleh penghasilan dari membantu orang menyeberangkan kendaraannya melewati banjir tersebut.
“Sedikit terbantukanlah dengan adanya pekerjaan dadakan ini. Apalagi kita sedang menghadapi keadaan seperti sekarang ini, iya Covid-19, iya tidak bisa menyedap karet, tidak bisa memanen rotan, bisa panenpun tidak ada yang beli, susahlah pokoknya mas,” tuturnya.
Sebagaimana diketahui, banjir di Barsel ini merupakan yang kedua kalinya terjadi di Tahun 2020 ini, setelah sebelumnya pada akhir bulan Maret 2020, beberapa desa di wilayah enam kecamatan se kabupaten bersemboyan Dahani Dahanai Tuntung Tulus itu, juga telah diterpa banjir akibat luapan Sungai Barito.(Sebastian)