Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalteng terus melakukan upaya pemantapan terhadap pendistribusian guru. Hal ini dimaksudkan agar penemapatan guru nantinya merata sampai di tingkat perdesaan.
masih banyakanya guru yang condong memilih ditempat di daerah perkotaan. Mengakibatkan ketidakmerataan antara komposisi guru diwilayah perkotaan dan diperdesaan, termasuk di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T).
Berkenaan dengan hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kalteng, Slamet Winaryo menyampaikan, khususnya untuk jumlah guru yang bertugas di daerah 3T, pihaknya masih belum menjabarkan secara dalam.
Hal tersebut disebabkan masih belum adanya data pasti. Karena, dirasa perlu untuk penyeragaman data antara Dinas Pendidikan, LPMP dan Universitas yang melaksanakan pendidikan guru.
“daerah yang masuk daerah 3T, kalau dari Disdik Kalteng, diantaranya di Kabupaten Seruyan ke arah Sukamara sampaidengan perbatasan Kalimantan Barat (Kalbar), itu merupakan daerah pinggiran. Sehingga, seperti tahun kemarin kita diberi daerah tertinggal dan terluar, yang berada di garis itu.” ujar Slamet baru-baru ini.
Perlu adanya kajian bersama, untuk menetapkan peta spasial, yang melibatkan 3 komponen ini. Hal ini, berkaitan dengan redistribusi guru, serta kesiapan anggaran, terutama dalam pemberian tunjangan serta insentif tambaha untuk guru-guru khusus yang bertugas di daerah 3T ini.
Pria berkacamata ini juga mengatakan, pemetaan spasial untuk guru yang bertugas di daerah 3T, itu sangat penting dilakukan. Sebabnya, ini berkenaan dengan penyeragaman data, baik dari Disdik Kalteng, LPMP Kalteng dan UPR yang melaksanakan pendidikan profesi guru (ppg).
“Kedepannya, kami juga akan melakukan rolling guru-guru, yang saat ini bertugas di daerah perkotaan, untuk ditempatkan ke daerah perdesaan. Hal ini, dimaksudkan agar para guru juga dapat memiliki pengalaman yang sama, dalam bertugas,” jelasnya.
Ia juga mengutarakan, meskipun kedepan akan dilakukan rolling. Pemerintah Provinsi tetap memperhatikan beberapa pertimbangan, diantaranya memberikan sosialisasi kepada guru-guru yang akan dirolling. Sehingga, ketika guru yang ditempatkan di daerah 3T juga memiliki pemahaman.
Selain itu, bagi guru-guru yang akan dirolling juga akan diberikan tunjangan yang bagus, sehingga para guru yang akan ditugaskan di daerah 3T, tidak merasa kecewa, dan mendapat perhatian khusus dari pemerintah daerah.
Mengingat, di daerah 3T ini penuh dengan segala keterbatasan, dan biaya hidupnya pun relatif mahal. Sehingga, pemberian tunjangan atau insentif yang bagus, kepada guru-guru yang akan ditugaskan di daerah 3T nanti, menjadi hal yang wajar diberikan.
“Guru-guru yang dirolling dan ditempatkan di daerah 3T ini juga, diutamakan guru-guru yang masih muda, baru dan berstatus cpns. Dengan demikian, maka redistribusi guru dapat dilakukan secara merata, dan guru-guru juga dapat memiliki pengalaman bertugas di daerah 3T.”
Sebagai informasi tambahan, saat ini pemerintah daerah sedang melakukan penghitungan anggaran secara internal, termasuk pula pemberian tunjangan atau insentif yang akan diberikan kepada guru-guru yang bertugas di daerah 3T.(YS)