Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), akan menggelar kongres pada tanggal 04 sampaidengan 07 Juli 2019, di Jakarta. Kongres yang digelar secara rutin 5 (lima) tahun sekali ini, akan dihadiri pengurus dan anggota PGRI yang berasal dari sejumlah daerah se Indonesia.
Hal ini lah yang disampaikan oleh Ketua PGRI Kalimantan Tengah (Kalteng), Dr H Suriansyah Murhaini SH MH, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (27/06).
Dr H Suriansyah Murhaini SH MH mengatakan, PGRI Kalteng, sebagai salah satu provinsi peserta yang dipastikan hadir dalam kongres tersebut. Tujuan diadakannya kongres, diantaranya adalah penyampaian pertanggungjawaban pengurus besar PGRI Pusat, atas kinerja selama 5 tahun kepengurusan.
Selain itu, dalam kongres ini akan dilakukan penyusunan beberapa program kerja kedepannya, sekaligus pembahasan AD/ART PGRI, apakah ada perubahan apa tidak. Kemudian, dalam kongres ini akan dilakukan pemilihan ketua dan sejumlah pengurus besar PGRI Pusat.
“Ini merupakan sebuah pesta besar, bagi seluruh pengurus dan anggota PGRI di Indonesia. Sebabnya, siklus pelaksanaan kongres dilaksanakan, sama seperti Pemilu, yakni secara rutin 5 tahun sekali,” terangnya.
Dirinya juga menuturkan, PGRI sebagai mitra pemerintah, tentunya secara tanggap menyuarakan serta memperjuangkan persoalan-persoalan pendidikan, diantaranya nasib guru honorer, penerimaan siswa baru melalui sistem zonasi, serta beberapa masalah lainnya.
Lanjutnya mengutarakan, salah satu yang menjadi misi PGRI Kalteng, ketika mengikuti kongres di Jakarta nanti, yakni memperjuangkan beberapa persoalan-persoalan, berkenaan dengan nasib para guru honorer, yang selama ini telah bekerja dan mengabdi di dunia pendidikan, khususnya di wilayah Kalteng.
“Kita lebih melihat pada keadilan, untuk para guru honorer yang selama ini sudah bekerja secara maksimal. Bahkan, guru honorer ini bekerjanya, melebihi guru tetap, ya kan. Perjuangan yang kami sampaikan, terutama dalam hal masalah kesejahteraannya.”
“Gak apa-apa lah, mereka tidak diangkat, tapi untuk kesejahteraannya, jangan lah sampai ikut dikesampingkan juga. Sebabnya, untuk kesejahteraan para guru honorer, terutama guru-guru yang ada di sekolah-sekolah negeri, berbeda jauh dengan guru-guru yang berada di bawah yayasan Islam, Katolik dan Kristen, yangmana yayasan berani mematokan gaji, serta memberikan beberapa tunjangan, diantaranya jaminan kesehatan dan keselamatan kerja untuk para guru honorernya,” ucapnya.
Ditambahkannya, pihaknya mengapresiasi yang dilakukan oleh Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran, yang sudah memperhatikan kesejahteraan guru honorer di Kalteng. Dari tahun ke tahun, pemerintah provinsi sudah memberikan perhatian kepada kesejahteraan para guru honorer.
Terlebih, saat ini dengan adanya pengangkatan guru honorer melalui P3K. Karena, ketika ingin menjadi ASN, namun usianya sudah lewat. Meskipun itu , dilaksanakan secara bergiliran. Hal ini, sudah merupakan perhatian yang baik, kepada para guru honorer di Kalteng.
“Jadi, ini lah salah satunya yang akan kita perjuangkan, pada saat kongres yang akan digelar di Jakarta nantinya. Sehingga, perhatian pemerintah tidak hanya kepada guru yang sudah berstatus ASN, melainkan juga kepada para guru yang masih bersatus honor atau kontrak,” tutupnya.(YS)