BeritaKalteng.com, PALANGKA RAYA – Sebagaimana tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Kementrian Sosial Republik Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, dalam upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia, yangmana salah satu program unggulannya adalah Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
Program ini bertujuan, untuk memberdayakan kelompok masyarakat miskin, dengan pemberian modal usaha, melalui program Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS), untuk mengelola Usaha Ekonomi Produktif (UEP).
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kalteng, Suhaemi mengatakan, untuk keanggotaan KUBE, berasal dari Keluarga Penerima Manfaat (KPM), dengan perimbangan untuk 1 (satu) KUBE terdiri atas 10 (sepuluh) KPM, yang semuanya terintegrasi ke dalam sistem data terpadu.
“Program KUBE di tahun 2019, di Kalteng sudah berjalan di 6 (enam) Kabupaten, meliputi Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Sukamara, Barito Utara (Barut), Barito Timur (Bartim), Barito Selatan (Barsel) dan Kotawaringin Timur (Kotim),” terang Suhaemi, Selasa (30/04) sore.
Ia juga menerangkan, jangkauan daerah program KUBE pada tahun 2019, yakni ada enam kabupaten, meningkat dibandingkan daerah jangkauan KUBE di tahun 2018, yangmana pada tahun lalu, hanya dilakukan di 4 (empat) kabupaten saja.
“Kita patut bersyukur di tahun 2019 ini, dengan adanya perhatian dan dukungan penuh dari pemerintah daerah, yang telah menyediakan dana shareing APBD, untuk KUBE pengembangan, sehingga program ini dapat terus berjalan di Kalteng,” tutur Kepala Dinsos Kalteng.
Sementara itu, Plt Bidang Penanganan Fakir Miskin Suryanto menambahkan penjelasan secara teknis, program KUBE di tahun 2019 ini, diantaranya, tersebar di Kabupaten Kobar ada 30 KUBE dengan anggotanya 300 KPM, Sukamara ada 20 KUBE dengan anggotanya 200 KPM, Barut ada 20 KUBE dengan anggotanya 300 KPM.
Bartim ada 30 KUBE dengan anggotanya ada 200 KPM, Barsel ada 20 KUBE dengan anggotanya ada 200 KPM dan Kotim ada 30 KUBE dengan anggotanya ada 300 KPM. Sehingga, upaya pengentasan kemiskinan di Kalteng, melalui program ini, totalnya ada 150 KUBE dengan jangkauan 1500 kepala keluarga.
Selain itu, Ia juga menjelaskan ada 3 (tiga) tahapan dalam KUBE, meliputi KUBE Penumbuhan yang maksudnya benar-benar baru dibentuk.
KUBE Pengembangan (BLPS), maksudnya adalah KUBE yang telah berhasil, baik dalam pengelolaan Usaha Ekonomis Produktif (UEP), adminstrasi maupun kegiatan kelompok yang telah berjalan minimal 2 tahun.
Selanjutnya KUBE MANDIRI yang maksudnya Lembaga Keuangan Mikro (LKM), KUBE ini lanjutan dari BLPS, yang kemudian dikembangkan dengan kegiatan LKM.
“Setiap kali menyalurkan bantuan, kami juga melakukan pendampingan. Bahkan, pada tanggal 28 sampai 30 April 2019 lalu, di Swissbel Hotel, kami juga melaksanakan kegiatan pemantapan kepada 21 orang pendamping. Yangmana, 15 orang diantaranya sebagai pendamping, dan satu orang sebagai petugas kabupaten,” jelas Suryanto menambahkan.
Dijelaskanya kembali, komposisi tugas satu orang pendamping, melakukan pendampingan ke 10 KUBE. Jadi di tahun 2019 ini, ada 15 pendamping yang bertugas melakukan pendampingan kepada 150 KUBE, yang tersebar di 6 kabupaten.(YS)