Beritakalteng.com, SAMPIT- Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Supian Hadi bersama Kapolres, Dandim, tokoh Dewan Adat Dayak (DAD) dan tokoh dari suku Madura melakukan rapat koordinasi, Selasa (22/10/2019).
Rapat tersebut untuk mengantisipasi isu-isu yang beredar bahwa terjadi perang antarsuku. Faktanya hanya perkelahian antarremaja saja.
“Setelah kami berembuk dan bertatap muka terkait isu yang beredar sampai ke pedalaman terkait masalah perang antarsuku itu ternyata tidak benar adanya. Apalagi ini sampai memakan korban. Jelas isu yang tidak benar dan menyesatkan,” terang Supian Hadi, Selasa (22/10/2019).
Dia mengungkapkan, informasi yang menyesatkan tersebut bisa membuat perpecahan. “Padahal kenyataannya tidaklah demikian,” ucap bupati dua periode ini.
Dia mengajak tokoh masyarakat, tokoh adat, dan tokoh agama untuk bersama-sama bersatu memberitahu dan menasihati masyarakat di wilayahnya masing-masing.
“Saya berharap, teman-teman bisa memberikan penjelasan terkait isu yang berkembang tersebut. Bantu kami untuk menjelaskan kebenarannya. Jika itu ada keributan, itu merupakan keributan yang disengaja dan ini merupakan tindakan kriminal,” paparnya.
Bupati juga mengajak kepada seluruh suku dan agama yang ada di Kotim ini mengedepankan persatuan dan kesatuan.
“Mudah-mudahan ini menjadi momen kita untuk lebih baik lagi, mari jaga keamanan dan ketertiban di Bumi Habaring Hurung ini. Jika ranahnya kriminal atau hukum tentu nanti akan berurusan dengan aparat kepolisian,” pintanya.
Dia mengharapkan kepada masyarakat yang mengetahui masalah ini agar menyampaikan kepada yang tidak mengetahui. Hal ini dinilai sangat penting agar berita hoaks tidak beredar. Dia ingin daerah tetap aman, nyaman dan kondusif.
“Oleh sebab itu, saya lakukan rapat ini agar mencari tahu kebenaran yang memang terjadi itu. Sekali lagi saya sampaikan, mari bersama-sama jaga daerah kita ini dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan. Meski berbeda suku, ras dan agama kita tetap satu yakni Indonesia,” pungkasnya. (sog)