Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA- Ada hal yang cukup mengejut disampaikan, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palangka Raya, Hera Nugrahayu, yang mana ternyata di Kota Palangka Raya sudah ada tiga kasus kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) di tahun 2019 ini.
Hal tersebut disampaikan Hera saat membacakan sambutan Walikota Palangka Raya, Fairid Naparin pada acara pencanangan gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J), di halaman kantor Kelurahan Palangka, Kecamatana Jekan Raya, Kota Palangka Raya, Jumat (4/10).
Dikatakan, Kota Palangka Raya merupakan wilayah perkotaan yang terus berkembang, dimana juga tidak luput dari sasaran penyakit demam berdarah yang setiap tahun terjadi dan selalu menjadi viral di masyarakat, karena terus meningkat dengan jumlah kematian yang cukup mengkhawatirkan.
Kondisi ini sebut Hera dapat dilihat berdasarkan laporan kasus DBD, dimana pada tahun 2016 dilaporkan kasus DBD positif sebanyak 218 kasus.
Kemudian tahun 2017 sebanyak 156 kasus. Selanjutnya terjadi peningkatan kasus yang ekstrim pada tahun 2018 berjumlah 356 kasus DBD positif dengan kematian sebanyak 7 orang.
“Sementara untuk tahun 2019 sampai bulan September ini dilaporkan sebanyak 82 kasus DBD positif, dengan jumlah kematian sebanyak 3 orang” bebernya.
Diungkapkan Hera, berbagai upaya terus dilakukan setiap tahun untuk pemberantasan penyakit ini. Namun belum menunjukkan hasil yang optimal.
“Kecepatan dan ketepatan informasi dapat dijadikan kunci awal dalam merencanakan upaya pengendalian. Namun yang paling penting dari semuanya itu adalah upaya pencegahan dengan peran serta masyarakat serta Swasta,” ujarnya.
Menurut Hera, kalau hanya mengandalkan petugas kesehatan saja, maka tidak akan memberi daya ungkit untuk pencegahan penyakit ini.
“Untuk itu diperlukan koordinasi dan kemitraan yang bersinergi antara pemerintah dengan masyarakat serta pelaku usaha untuk berkomitmen menciptakan lingkungan yang sehat,”cetusnya.
Ditempat yang sama Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya, Andjar Hari Purnomo mengungkapkan, semakin padatnya pertumbuhan dan perkembangan penduduk disetiap lingkungan maka akan berpotensi menjadi tempat hinggapnya penyakit penyakit. Seperti halnya penyakit DBD.
Sejauh ini lanjut dia, upaya pencegahan secara intens terus dilakukan pihak kesehatan, termasuk pengobatan kuratif bagi yang terpapar.
“Ini semua selalu disiapkan pemerintah, namun berpulang lagi bagi pada bagaimana prilaku masyarakat untuk hidup bersih disetiap peralihan musim,” tutupnya.(VD/gk/bk)