Foto : Baru berusia satu tahun, bangunan SDN 14 Kota Palangka Raya yang dibangun pada tahun 2024 yang menelan anggaran APBD sebesar Rp.3,1 miliar sudah mengalami dua kali runtuh plafon, Kepala Disdik Kota Cantik akui ada kesalahan perencanaan.

Baru Satu Tahun Dibangun Senilai Rp3,1 M, Plafon Bangunan SDN 14 Kota Palangka Raya Dua Kali Runtuh

Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA – Diduga karena kualitas yang buruk, bangunan SDN 14 Kota Palangka Raya di Jl. Mendawai I, Gang Paul Soeling, Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya, kembali mengalami keruntuhan plafon pada Minggu (30/11/2025).

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, plafon SDN yang runtuh kali ini adalah di ruang kelas 2, sementara sebelumnya pada tahun 2024 lalu, sekolah ini juga pernah mengalami keruntuhan plafon di ruang guru, padahal bangunan ini merupakan bangunan yang baru berdiri pada tahun 2024 lalu dengan nilai proyek mencapai Rp.3,1 miliar yang bersumber dari APBD Kota Palangka Raya.

Selain itu, dari informasi yang diterima awak media, pada ruangan di sebelahnya pun sudah ada tanda – tanda akan mengalami keruntuhan lagi.

Selain berpotensi merugikan keuangan negara, karena terindikasi korupsi, buruknya kualitas pembangunan ini ditakutkan mengancam keselamatan nyawa, terutama para siswa, apabila saja peristiwa runtuhnya plafon terjadi pada saat proses belajar mengajar.

Kabid Pembinaan SD Kota Palangka Raya, Rachmad Winarso mengaku bahwa saat ini telah melaporkan masalah ini kepada Kepala Dinas untuk melakukan perbaikan plafon yang runtuh tersebut.

“Selamat pagi juga.Terima kasih atas perhatiannya. Terkait kejadian tersebut, sudah saya laporkan ke Kepala Dinas dan pelaksana pekerjaannya hari minggu kemaren. Dan langsung pelaksananya menindaklanjuti laporan tersebut dengan melakukan pembersihan lokasi dan segera melakukan perbaikan plafonnya yang rusak tersebut,” jawabnya melalui pesan singkat, Senin (1/12/2025).

Sedangkan ketika ditanya mengenai kenapa kualitas pekerjaan proyek di SDN 14 Palangka Raya seperti itu, Rachmad memilih bungkam.

Di sisi lain, Kepala Disdik Palangka Raya, Jayani pada awalnya berdalih bahwa pekerjaan itu masih dalam masa pemeliharaan, meskipun sebenarnya proyek itu dilaksanakan pada Juli sampai dengan Desember 2024.

“Ya mungkin itu lembap saja, tapi kita sudah anu mungkin itu masuk masa pemeliharaan, mereka anunya lagi perbaikan nih, sudah, sudah mulai pembersihan,” akuinya melalui sambungan telepon whatsapp.

“Enggak (bukan masa pemeliharaan), kita mintalah mereka bantu untuk perbaiki itu. Iya itu lagi perbaikan, kita minta mereka untuk memperbaiki,” tambahkan Jayani lagi.

Dia beralasan bahwa lokasi bangunan yang berdiri di atas daerah rawa menyebabkan kelembapan tinggi sehingga menyebabkan runtuhnya plafon.

Dia juga mengakui bahwa ada kesalahan dalam perencananaan, plafon berbahan gypsum tidak cocok digunakan untuk bangunan tersebut.

“Karena tidak sesuai analisanya itu, anu kasibut gypsum, (seharusnya) ya model kaya kasibut itu. Kan lembap sekali itu, kan di atas rawa bangunannya,” jelasnya.

“Sambil dilihat – lihat aja pak, lagi perbaikan. Makanya itu kan perencanaannya itu kan, mungkin tidak memperhitungkan tingkat kelembapan di situ,” tutup Kadis.

Sementara itu, Kepala SDN 14 Palangka Raya, Kartiana, hingga berita ini diterbitkan belum memberikan jawaban apapun.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *