PALANGKA RAYA, BeritaKalteng.com – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, Suyuti Syamsul, menyampaikan bahwa momentum refleksi ini menjadi kesempatan penting untuk melakukan evaluasi terhadap pelayanan kesehatan sekaligus mempersiapkan langkah menuju Indonesia Sehat tahun 2045.
Menurutnya, tema nasional Generasi Sehat, Masa Depan Hebat” mengandung makna besar bahwa kualitas kesehatan generasi muda hari ini akan menentukan masa depan bangsa di masa mendatang.
“Kalau kita tidak mempersiapkan generasi muda kita sejak dini, maka bangsa ini hanya akan menjadi bangsa yang membeli produk orang lain. Kita ingin menjadi bangsa yang menjual produk kita sendiri, dan itu harus dimulai dari kesehatan sejak anak masih dalam kandungan,” ujarnya, Rabu (13/11/2025).
Suyuti menjelaskan bahwa intervensi kesehatan dilakukan sejak dari siklus kehidupan. Salah satunya melalui program imunisasi calon pengantin bagi mereka yang akan menikah.
Setelah memasuki masa kehamilan, intervensi berlanjut melalui pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang membutuhkan serta pemeriksaan kesehatan secara rutin dan berkelanjutan.
“Sekarang ini pemeriksaan ibu hamil dilakukan empat kali, dan dua di antaranya sudah menggunakan USG. Setelah anak lahir, intervensi berikutnya adalah imunisasi lengkap bagi bayi dan anak,” jelasnya.
Intervensi kesehatan tidak berhenti di situ saja. Saat masyarakat memasuki usia lanjut, program pemeriksaan kesehatan gratis juga terus dijalankan agar mereka tetap sehat dan produktif.
“Pemeriksaan kesehatan bagi lansia merupakan bentuk perhatian pemerintah agar seluruh masyarakat bisa menikmati hidup sehat hingga usia tua,” tambahnya.
Namun, diakui Suyuti, ada tantangan tersendiri karena keterbatasan sumber daya manusia. Ketika petugas sering turun langsung ke lapangan, pelayanan di puskesmas kadang berkurang, sehingga perlu keseimbangan dalam pelaksanaannya.
Ia juga menjelaskan alasan mengapa Gubernur Kalteng sangat mendorong capaian Universal Health Coverage (UHC). “Saat ini, peserta BPJS Kesehatan di Kalteng sudah mencapai 99,97 persen, dan hanya 0,3 persen yang belum terdaftar,” terangnya.
Suyuti menegaskan bahwa masyarakat kini tidak perlu lagi membawa kartu BPJS saat berobat, karena sistem sudah terintegrasi dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK).
“Kalau NIK-nya terdaftar sebagai peserta BPJS, otomatis akan dilayani. Kalau belum atau BPJS-nya tidak aktif, kita sudah siapkan layanan kelas 3 gratis,” jelasnya.
Layanan kelas 3 gratis ini disediakan di Rumah Sakit milik Provinsi Kalimantan Tengah, sehingga masyarakat tetap bisa mendapatkan layanan kesehatan meski bukan peserta BPJS aktif.
Namun, fasilitas ini khusus untuk warga Kalteng. “Kalau semua orang dari luar daerah datang berobat ke sini, tentu tidak sanggup kita layani. Jadi syaratnya harus warga Kalteng,” tegasnya.
Dengan berbagai upaya tersebut, Dinas Kesehatan Kalteng berkomitmen memperkuat pelayanan kesehatan dari hulu ke hilir, agar cita-cita mewujudkan Indonesia Sehat 2045 dapat tercapai dengan baik.
Apakah kamu ingin saya bantu buatkan versi rilis media singkat (untuk website dan media sosial BeritaKalteng) dari berita ini juga agar lebih siap tayang?
BeritaKalteng.Com Bersama Membangun Kalimantan Tengah