Foto : Ketua Komisi II DPRD Kalteng, Siti Nafsiah.(ist)

Hadapi Harga Sejumlah Komiditi Anjlok, Ketua Komisi II DPRD Kalteng Minta Reformasi Tata Niaga

BeritaKalteng.com – PALANGKA RAYA – Viralnya video petani cabai di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng) yang mencabuti tanaman cabainya akibat harga jual yang jatuh menjadi fenomena dari indikator masalah struktural, dalam tata niaga hortikultura.

Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi II DPRD Kalteng, Siti Nafsiah, menyikapi terkait viralnya video petani cabai di Kapuas tersebut, Kamis (6/11/2025) di Palangka Raya.

Menurutnya, kejadian ini bukan sekadar persoalan turunnya harga komoditas sesaat, tetapi menunjukkan adanya ketidakseimbangan dalam tata niaga hortikultura yang berdampak langsung pada mata pencaharian masyarakat petani

Usaha budidaya cabai memiliki struktur biaya produksi yang tinggi dan sensitif. Ketika harga jual jatuh di bawah biaya produksi, petani kehilangan pendapatan sekaligus harapan untuk keberlanjutan usaha.

“Jadi yang terganggu bukan hanya produksi, tetapi juga ekonomi keluarga petani,” ungkapnya.

Siti menilai wajar jika petani menunjukkan rasa frustrasi, namun pemerintah harus segera merespons dengan langkah konkret. Terutama mencermati situasi ini dan menilai perlu adanya kebijakan stabilisasi harga serta pembenahan rantai pasok komoditas pertanian.

Ia mendorong dinas teknis melakukan pendataan harga yang akurat di tingkat petani dan memfasilitasi penyerapan produksi. Penguatan posisi tawar petani melalui koperasi, off-taker, atau kemitraan terikat dinilai penting agar hasil panen terserap secara berkelanjutan. “Petani tidak boleh berada pada posisi tawar yang lemah,” tukasnya.

Siti juga meminta pemerintah mempercepat hilirisasi komoditas hortikultura. Produk cabai dapat diolah menjadi bubuk, pasta, atau bentuk kering yang memiliki daya simpan lebih panjang dan nilai ekonomi lebih stabil. “Perlu pengembangan hilirisasi pascapanen agar nilai komoditas tetap terjaga,” tambahnya.

Komisi II tambahnya, akan menjalankan fungsi pengawasan secara konsisten agar petani mendapatkan perlindungan dan kepastian usaha. Siti pun mengajak pelaku pasar dan lembaga pembiayaan untuk turut menjaga stabilitas harga bahan pokok.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *