Beritakalteng.com, BUNTOK – Barsel Expo merupakan rangkaian peringatan hari jadi Kabupaten Barito Selatan yang diselenggarakan setiap tahunnya, menjadi salah satu wadah bagi seluruh Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah setempat memamerkan produk-produk unggulan mereka.
Dari sekian banyak SOPD yang ikut membuka stand pameran di Barsel Expo tahun 2024, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Barsel merupakan salah satu yang paling menonjol, apa saja yang menjadi unggulannya, berikut penjelasannya.
Diterangkan oleh Kepala DKPPP Barsel, Ida Safitri, pada ajang Barsel Expo tahun 2024 ini, DKPPP menampilkan sejumlah produk unggulan, di antaranya adalah miniatur nanas Parigi yang merupakan buah yang dijadikan ikon daerah.
Kemudian, sebagai salah satu tanaman hias endemik Barsel yang tercatat di Kementerian Pertanian RI, Anggrek Hitam juga ada dipamerkan di stand DKPPP.
Selanjutnya, dibeberkan Ida, pada kegiatan Barsel Expo kali ini, setiap hari di stand pameran DKPPP membagikan bibit cabe kepada masyarakat.
“Dengan harapan ini bisa menumbuhkan gerakan menanam di tengah masyarakat,” terangnya di Stadion Batuah Buntok, Kamis (19/9/2024).
Selain itu, guna membantu masyarakat, DKPPP setiap hari juga melakukan bazar pangan, berupa pembagian sembako kepada para pengunjung sebanyak 100 paket per hari.
“Kita berharap ini bisa sedikit meringankan beban masyarakat yang terdampak oleh imbas inflasi dan kenaikan harga bahan pangan sekarang ini,” sebut Ida.
Ditambahkan oleh Rudi Hartono, yang merupakan pejabat Jabatan Fungsional Tertentu pada Bidang Pengawas Mutu Hasil Pertanian, ada salah satu produk inovasi yang dipamerkan di stand DKPPP, yakni miniatur teknik penanaman padi apung.
Ini merupakan solusi yang ditawarkan oleh DKPPP kepada masyarakat petani padi yang berada di wilayah pertanian rawan banjir, agar tetap bisa memproduksi padi meskipun di tengah kondisi ‘diserang’ banjir.
“Sebagai salah satu contoh solusi kita di DAS Barito yang sering banjir, agar petani bisa terus berporoduksi di musim tanam bulan September dan Oktober, adalah menggunakan sistem tanam padi apung,” jelasnya.
“Rencananya sistem ini akan kita buatkan demplot dulu, setelah itu terbukti berhasil, nanti baru kita sosialisasikan dan terapkan bagi para petani kita,” ucap dia menambahkan.
Dijelaskan Rudi secara terperinci, metode padi apung ini adalah menggunakan paralon sebagai alat pengapung media tanam. Pipa paralon ini dirangkai menjadi satu bagian membentuk petak-petak, kemudian dipasangkan spornet atau jaring pada bagian atasnya yang selanjutnya diisi dengan tanah dan campuran gulma air seperti Kayapu dan Enceng Gondok yang sudah difermentasi sebagai media tanam.
“Jenis padi yang bisa ditanam adalah padi sawah, yaitu varietas unggul nasional, bisa itu Pari 32, Pari 34 atau Pari 30, itu bisa kita manfaatkan,” rinci Rudi.(Sebastian)