BERITAKALTENG.com – Sampit – Penerapan pembelajaran dalam jaringan (Daring) selama pandemi Covid-19 dirasa memberatkan sebagian peserta didik. Seperti di SMKN 1 Pulau Hanaut, di Kecamatan Pulau Hanaut yang harus merelakan 10 siswanya putus sekolah.
Kepala SMKN 1 Pulau Hanaut, Kusmiadi mengatakan bahwa sekolahnya berada di wilayah yang fasilitas internet dan jaringan listriknya belum memadai. Hal ini membuat pembelajaran daring tidak optimal, sehingga hubungan guru dan siswa semakin jauh.
“Akibatnya banyak siswa kami yang akhirnya memilih putus sekolah untuk bekerja membantu orang tua. Bahkan 3 siswa di antaranya berhenti sekolah untuk menikah,” ungkapnya, Selasa 14 September 2021.
Pihak sekolah saat ini merasa cukup lega di sekolah yang berada di zona hijau penyebaran Covid-19 itu sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas.
Sementara itu, vaksinasi Covid-19 yang diinisiasi Direktorat Polisi Perairan Polda Kalimantan Tengah lewat Gerai Vaksin Presisi disambut antusias oleh siswa. Kegiatan tersebut bekerja sama dengan pelayanan kesehatan.
“Setidaknya ada 160 dosis vaksin yang disiapkan untuk pelaksanaan vaksinasi bagi para siswa, dengan harapan kekebalan kelompok para siswa segera terbentuk dalam menghadapi pembelajaran tatap muka terbatas,” kata Kabag Binops Ditpolair Polda Kalteng AKBP Janed Donal Tobing
Gerai Vaksin Presisi oleh Ditpolair Polda Kalteng terus dilakukan menyasar masyarakat pesisir. Dengan gencarnya vaksinasi ini diharapkan kekebalan kelompok segera terbentuk dan pandemi Covid-19 bisa berakhir. (arl/aga)