BERITAKALTENG.com – Palangka Raya : Gerakan radikalisme untuk menyuntikkan ideologinya yang menyimpang terus menemukan cara baru. Setelah mencoba memasuki tempat ibadah dan dunia kampus, kini dunia maya dan digital dibidik menjadi media untuk menyuntikan ajaran dan paham radikal.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik atau Kesbangpol Kalimantan Tengah, Agus Pramono pada Jumat (20/8/2021) menyebut, perkembangan media sosial dan digital dunia maya kini menjadi tantangan dalam menangkal radikalisme. Pasalnya media sosial menjadi medan paling ampuh bagi penganut aliran garis keras dan radikal menyebarkan dan menebar narasi narasi provokatif. Mereka sengaja menjadikan media sosial sebagai sarana untuk menghembuskan pemikiran , ajaran hingga narasi yang sangat jauh dari nilai kebangsaan dan Pancasila itu sendiri. Untuk menangkal ini, tentu anak bangsa yang memang memiliki perhatian terhadap dinamika bangsa harus bergerak lebih cepat membentenginya. Dengan cara menciptakan kontra narasi yang memperkuat nilai kebangsaan dan memukul balik pemahaman dan ajaran garis keras yang jauh spirit Pancasila. Dengan demikian provokasi dan cara adu domba oleh kalangan garis keras ini tidak makin meruncing.
“Saat ini, unsur pemerintah seperti Kesbangpol , TNI, Polri hingga BIN tak tinggal diam terus memantau dan melakukan penertiban di dunia maya soal penyebaran radikalisme di media sosial”, jelasnya.
Lebih jauh, Agus menyebut, menyikapi penyebaran ajaran radikal dan fundamentalisme ini, memang sikap bela negara harus dikedepankan. Roh dan spirit Pancasila dan nilai kebangsaan NKRI haruslah tetap menjadi benteng sekaligus penopang cara berfikir masyarakat Indonesia. Dengan demikian , ajaran ekstrim radikalisme akan tergusur dan menghilang dengan sendirinya. (aw/arl)