BeritaKalteng.com, PALANGKA RAYA – Pelaksanaan pendidikan dengan menggunakan sambungan virtual atau dalam jaringan (daring) dinilai, tidak selamanya memberikan kemudahan bagi masyarakat (siswa dan orang tua) maupun penyelenggara pendidikan itu sendiri (sekolah).
Sebabnya, masih ada beberapa siswa, orang tua dan sekolah yang masih terkendala dalam menerapkan sistem pendidikan melalui daring. Hal ini terungkap, saat kalangan legislator provinsi Kalteng melakukan reses di daerah Buntoi, Kecamatan Kahayan Kuala, Provinsi Kalimantan Tengah, beberapa waktu lalu.
Seperti disampaikan oleh Juru Bicara Tim Reses Dapil V Kalteng, meliputi Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau, Andayani mengatakan, saat melakukan reses, Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 2 Buntoi, Kecamatan Kahayan Kuala, Kabupaten Pulang Pisau, mengusulkan agar pelaksanaan pendidikan di sekolah tersebut, dapat dilakukan dengan tatap muka.
“Menurut keterangan Kepala sekolah SMP Buntoi 2 (dua) pembelajaran sistem daring baik di satuan pendidikan SD SMP SMA sederajat dinilai kurang epektif, dikarenakan tidak semua siswa bisa memakai Hp Android dan tidak semua siswa juga mampu membeli Hp atau pembelajaran dari rumah (PJR),” Ucap Andayani, saat menceritakan sejumlah usulan dari warga Buntoi, pada kegiatan reses beberapa waktu lalu, Kamis (12/11/2020).
Dikatakannya pula, berdasarkan informasi dari pihak sekolah, serta hasil pengamatan selaku pengajar, belajar sistem daring dianggap gagal, oleh sebab itu diusulkan melalui Kelompok Reses Kalteng V DPRD Provinsi kalimantang Tengah agar pemerintah mengijinkan belajar dengan metode tatap muka seperti biasa sebelum wabah COVID-19.
“Pihak sekolah, akan tetap mengacu standar protokoler kesehatan, kalau diizinkan belajar tatap muka,” Ujarnya.
Lanjut srikandi Fraksi Gerindra ini bahwa Desa Buntoi memiliki SMK Pertanian dengan jumlah siswa dari kelas 1 hibgga kelas 3 sebanyak 120 siswa.
“Oleh sebab itu diusulkan kepada pemerintah agar diprioritaskan sekolah tersebut, sejalan dengan food estate yang berada di Kabupaten Pulang Pisau agar siap pakai dan mampu bersaing,” Timpalnya.
Ditambahkannya lagi, anggota Komisi III bidang pendidikan dan kesehatan DPRD Kalteng ini di Sekolah SMP dan SMA di Desa Tahai Jaya sangatlah kurang maksimal.
Karena itu pihaknya memohon diberi internet desa mengingat Komputer sangat diperlukan menghadapi UNBK nanti.
Dibeberkan juga di Kecamatan Selat Kabupaten Kapuas seberang dan Murung Keramat Keramat, mengusulkan pembangunan SMK mengingat jaraknya cukup jauh dan didukung ada 4 buah SMP dan tanahnya sudah tersedia.
“Dalam pembangunan SMK ini diharapkan dalam rangka peningkatan sumber daya manusia yang siap pakai dari jalur Formal Pemerintah Provinsi Kalimaman Tengah khususnya,” Katanya lagi.
Diungkapkan, di Kecamatan Selat juga terdapat banyak sekolah SMA yang harus mendapat perhatian. (YS)