Beritakalteng.com, SAMPIT – Belum adanya perhatian serius dari Pemerintah Daerah (pemda) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kepada sejumlah mahasiswa yang terdampak pandemi covid-19 saat ini. menjadi tujuan jajaran pengurus Ikatan Pelajar Mahasiswa Kotawaringin Timur (IPMK) yang bermarkas di Palangka Raya mengadu ke kantor Fraksi PKB DPRD Kotim.
Tiga orang perwakilan IPMK yang jauh-jauh datang dari darah berjuluk kota cantik itu menyampaikan unek-uneknya kepada M.Abadi S,pd selaku Ketua Fraksi pada Sabtu (9/5/2020) lalu. Hal ini juga dibenarkan oleh Handi Wijaya selaku salah satu perwakilan mahasiswa yang datang ke Kotim menemui anggota dewan tersebut saat dikonfirmasi awak media Senin (11/5/2020) siang.
Dalam hal ini Handi menyampaikan sedikitnya ada sekitar 1200 hingga 1300 mahasiswa atau pelajar asal Kotim yang menimba ilmu di Kota Palangka Raya menyesuaikan data dari tahun 2018 karena belum terupdate data terbaru hingga saat ini. Namun menurutnya ada 153 mahasiswa yang masih bertahan dan meminta perhatian khusus dari pemerintah daerah, agar segera memperhatikan nasib ratusan warganya yang sedang kebingungan di tanah rantauan tersebut.
“Kami sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah kabupaten kotawaringin timur, dimana kami adalah aset hidup kabupaten kotawaringin timur yang saat ini sedang menuntut ilmu diluar daerah. kami otomatis sudah tidak bisa kembali ke dareah lagi, karena Akses laut maupun udara dan darat sudah di terganggu,”Ungkap Handi Wijaya.
Melalui kunjungan perwakila mahasiswa ini meminta agar pemerintah kabupaten setempat memperhatikan nasib mahasiswa yang tidak lain adalah bagian dari aset daerah itu sendiri.
“Kami juga tidak bisa terus berharap ke orang tua karena situasi saat ini, pasti orang tua semua lakukan instruksi pemerintah yaitu Sosial Distancing otomatis pendapat orang tua menurun,” Tukasnya.
Terpisah dalam hal ini M.Abadi S,Pd yang menerima aduan perwakilan mahasiswa asal Kotim tersebut meminta dengan tegas agar pemerintah daerah dalam hal ini segera melakukan pengecekan sekaligus memperhatikan nasib ratusan bahkan ribuan mahasiswa asal Kotim tersebut.
“Kita harus ketahui, banyak warga atau mahasiswa asal Kotim yang menuntut ilmu di Palangka Raya, ini harus di kroscek dan dibantu, ini juga merupakan bagian dari tanggungjawab pemerintah daerah, jangan sampai aset daerah ini justru tidak mendapat respon atau perhatian khusus dari pemerintah tempat asalnya,” Tutupnya.(Dr/a2)