BeritaKalteng.com, PALANGKA RAYA- Permasalahan-permasalahan di Indonesia selalu bergerak secara dinamis. Dari permasalahan Narkoba, Radikalisme, Kesehatan, Ekonomi, maupun Sosial. Salah satu contoh radikalisme di Kalimantan Tengah yaitu adanya 4 Narapidana Terorisme (Napiter).
Dua orang Napiter memang sudah dapat digalang dan kembali ke ajaran yang benar. Akan tetapi, dua orang yang ditahan di Palangka Raya sampai saat ini belum bisa digalang. Karena bila sudah masuk doktrin ke otak, itu susah untuk dihilangkan.
Untuk menghindari sulitnya mengatasi permasalahan yang ada, maka akan lebih baik untuk mencegah masalah tersebut. Di dalam tindak pencegahan permasalahan itulah, peran Tiga Pilar (Babinsa, Babinkamtibmas, dan Kepala Desa) Plus Damang dan Mantir Adat sangat diperlukan.
“Apabila ada korban, maka tugas Tiga Pilar Plus menjadi garda terdepan untuk membantu. Juga, ini dilakukan sekaligus, melakukan pendeteksian dan pencegahan dini berbagai gangguan Kamtibmas.” ujar Kol Arm. H.M.Naudi Nurdika, Komandan Korem 102/Pjg, baru baru ini
Agar hal itu dapat terwujud, Tiga Pilar Plus perlu memegang prinsip komunikasi intensif, transparansi, kesetaraan, dan kebersamaan. Selain itu, perlu juga partisipasi aktif dan proaktif dalam kegiatan yang menyangkut masyarakat.
Pentingnya peran Babinsa, Babinkamtibmas, Kepala Desa, Damang, dan Mantir Adat sebagai Tiga Pilar Plus tentu perlu didukung pengetahuan geografi di wilayah masing-masing. Baik itu batas wilayah, keberadaan SDA, dan daerah rawan bencana.
Selain itu, Tiga Pilar Plus juga harus mengetahui secara demografi, pendidikan, kesehatan, ekonomi, kondisi sosial, politik, ideologi, daerah-daerah kriminal, daerah potensi kerawanan di wilayah masing-masing.
“Semua harus terpetakan betul, di dalam pikiran para Tiga Pilar Plus ini. Saya kira jika ada terjadi sesuatu akan cepat diketahui, sumbernya di sini.” lanjut Danrem 103/Pjg.
Apabila hal itu sudah terpetakan dengan baik, nantinya jika ada permasalahan akan dapat ditemukan sumber masalah dengan cepat dan kita juga bisa menemukan pola penyelesaian masalah dari segi kemananan dan sebagainya dengan cepat dan tepat, tutupnya.
Andrei Elia Embang, Ketua Harian DAD Kalteng, sepakat dengan yang disampaikan oleh Danrem 102/Pjg. Bahkan tuturnya, para Damang dan Mantir Adat di Kalimantan Tengah bersepakat akan terus menjaga kerjasama dengan TNI, Polda Kalimantan Tengah, Pemerintah Kota/Kabupaten di Kalteng, dan Pemprov Kalteng.
(byp)